Senin, 28 Desember 2009

field trip geostruk

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkah rahmat-Nya yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Fieldtrip Praktikum Geologi Struktur 2009.Laporan ini saya buat untuk melengkapi tugas praktikum akhir semester mata kuliah Geologi Struktur Program Studi Geofisika Fakultas MIPA UGM dan sebagai prasyarat untuk mengikuti responsi Praktikum Geologi Struktur.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
a. Bapak Ign. Sudarno selaku dosen pengajar mata kuliah geologi struktur.
b. Pramudya Rinengga selaku koordinator asisten acara.
c. Para asisten praktikum selaku pembimbing praktikum.
d. Nara sumber yang telah memberikan informasi tentang hal tersebut.
e. Teman-teman yang memberikan dorongan dan informasi serta data
dalam penyelesaian laporan ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 19 Desember 2009

Penyusun




DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Daftar Tabel 3
Daftar Gambar / Foto 4 .
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Maksud dan Tujuan 5
I.2 Kesampaian Daerah 5
I.3 Alat dan Bahan 6

BAB II GEOMORFOLOGI
II.1 Geomorfologi regional daerah fieldtrip... 8
II.2 Geomorfologi daerah fieldtrip............................................................................9
BAB III GEOLOGI
III.1 Geologi regional daerah fieldtrip......................................................................13
III.2 Geologi daerah fieldtrip....................................................................................13
BAB IV STRUKTUR GEOLOGI
IV.1 Struktur Geologi regional daerah fieldtrip 19
IV.2 Struktur Geologi daerah fieldtrip.....................................................................21
BAB V KESIMPULAN 25
Daftar Pustaka 27
Lampiran 28
DAFTAR TABEL
Tabel Data Kekar....................................................................................................21
















DAFTAR FOTO/ GAMBAR

Foto Geomorfologi STA I..........................................................................................10
Foto Geomorfologi STA II.........................................................................................11
Foto Geomorfologi STA III........................................................................................12
Foto kenampakan kekar pada STA I...........................................................................22
Foto kenampakan sisa-sisa lipatan pada STA II.........................................................23
Foto kenampakan gores garis dari sebuah sesar di STA III........................................24











BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Maksud dan Tujuan
Field Trip Geologi Struktur di Pegunungan Bayat dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada praktikan mengenai berbagai fenomena struktur geologi seperti lipatan,sesar,kekar,gores-garis dan struktur-struktur lainnya.
Tujuan dari kegiatan fieldtrip geologi struktur ini adalah praktikan mampu mengukur arah dan besar sudut pada suatu kekar baik kekar berapasangan maupun tidak dan sesar serta menentukan jenisnya, mampu mengukur arah dan besar sudut suatu lipatan serta menentukan jenisnya, mampu mendeskripsikan batuan sehingga dapat menentukan urutan umur lapisan batuan, mampu menentukan arah pergerakan sesar sehingga dapat ditentukan jenisnya, mampu merekonstruksi dan menganalisa suatu kekar, sesar, dan lipatan sehingga dapat ditentukan arah gaya, jenis, dan proses terbentuknya.
I.2 Waktu dan Kesampaian Daerah
Field Trip Geologi dilaksanakan di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dengan 3 stasiun pengamatan.
Hari, Tanggal : Minggu, 6 Desember 2009
Waktu : 06.30 WIB – selesai
1. Stasiun Pengamatan 1 : dukuh Semen, desa Tegalrejo
- Lokasi Pengamatan 1
- Lokasi Pengamatan 2
2. Stasiun Pengamatan 2 : Taman Wisata Curug, desa Tegalrejo
- Lokasi Pengamatan 1
- Lokasi Pengamatan 2
- Lokasi Pengamatan 3
3. Stasiun Pengamatan 3 : kaki gunung Kampak
- Lokasi Pengamatan
I.3 Alat dan Bahan
1. Peralatan Kelompok
a. Peta Topografi digunakan untuk menentukan lokasi dan untuk mengetahui keadaan topografi lapangan.
b. Palu Geologi yang terdiri dari dua mata palu, yakni :
- bagian runcing yang berfungsi untuk pengambilan sampel dengan cara mencongkel.
- bagian tumpul yang berfungsi untuk pengambilan sampel dengan cara memecah.
c. Kompas Geologi digunakan untuk menentukan arah, besar sudut, kemiringan lereng, dan menentukan posisi pada peta.
d. Lup digunakan untuk membantu dalam mengamati batuan.
e. Larutan HCl (asam klorida) 0,1 N digunakan untuk mengetahui kandungan mineral karbonat pada batuan yang mengandung mineral tersebut.
f. Kamera Digital digunakan untuk mendokumentasikan batuan dan keadaan geologi di lapangan.
2. Peralatan Pribadi
a. Pensil dengan kekerasan sedang
b. Ballpoint
c. Sepasang mistar segitiga
d. Busur derajat
e. Karet penghapus
f. Buku catatan lapangan atau kertas tulis dengan clipboard














BAB II
GEOMORFOLOGI

II.1 Geomorfologi regional daerah Field Trip
Secara fisiografis Perbukitan Bayat merupakan suatu inlier dari batuan Pra Tersier dan Tersier di sekitar endapan Kuarter, yang terutama terdiri dari endapan flufio-vulkanik dari Merapi. Elevasi tertinggi dari Puncak-puncak yang ada tidak lebih dari 400 meter diatas muka laut, sehingga perbukitan tersebut dapat disebut perbukitan rendah. Perbukitan itu tersebar menurut jalur yang arahnya berbeda. Di bagian barat (Jiwo Barat), jalur puncak-puncak bukit berarah utara selatan, yang diwakili oleh puncak-puncak Jabalkat, Kebo, Merak, Cakaran, Budo Sari, dan Tugu dengan di bagian paling utara membelok ke arah barat, yaitu daerah perbukitan Kampak. Di sebelah timur (Jiwo Timur) arah jalurnya adalah barat-timur, dengan puncak-puncak Konang, Pendul dan Temas, dengan percabangan kearah utara, yang terwakili oleh puncak Jokotuo dan Bawak. Di sebelah selatan(jiwo selatan) arah jalurnya adalah timur-selatan dengan puncak-puncak Watutumpeng,Eyangkuto,Watugenuk,Watukucing,Joyo,Semilir.
Bentang alam daerah Bayat merupakan bentuk lanjut dari suatu Pegunungan Lipatan, terdiri dari perbukitan homoklin, perbukitan lipatan, perbukitan intrusi dan perbukitan lembah antiklin dengan sungai-sungai konsekuen, subsekuen dan obsekuen mengalir yang secara membentuk pola aliran dendritik.
Daerah perbukitan yang tersusun oleh batugamping menunjukkan perbukitan memanjang dengan pegunungan yang tumpul sehingga kenampakan puncak tidak begitu nyata. Tebing-tebing perbukitannya tidak terlalu terbiku sehingga alur-alur tidak banyak dijumpai. Sebagai contoh adalah perbukitan Bawak-Temas di Jiwo Timur dan perbukitan Tugu-Kapak di Jiwo Barat. Untuk daerah yang tersusun oleh batuan metamorf, ini terisi oleh campuran endapan pasir Merapi, endapan lempung hitam dan endapan rombakan dari Pegunungan Selatan. Endapan lepas yang berumur kuater ini diduga menutup lembah sesar yang membatasi Pegunungan Selatan dengan perbukitan Jiwo. Jenis dan arah gerak sesar saat ini belum ditemukan.
II.2 Geomorfologi Daerah Field Trip
II.2.1. Stasiun Pengamatan I
Terdapat beberapa macam kekar, diantaranya kekar gerus, kekar extensi dan kekar release, kami menghitung besarnya kekar gerus dan kekar release, untuk kekar ekstensi pada fieldtrip kali ini belum dilaksanakan. Nilai besaran kekar gerus dan kekar release berbeda-beda karena banyaknya kekar yang dijumpai, besarnya strike dan dip serta arah gaya pergerakan kekar akan lebih dijelaskan pada subbab 4 tentang struktur geologi daerah fieldtrip.
Macam dan jenis litologi yang ditemukan pada Lokasi pengamatan 1
Lapisan 1
a. Jenis batuan : Ziolit
b. Warna : Hijau keabu-abuan
c. Struktur : berlapis
d. Tekstur : klastik
e. Ukuran Butir : Coarse Sand Medium – High
f. Kemas : Tertutup
g. Sortasi : Sedang – Baik
h. Bentuk Butir : Sub Angular
i. Komposisi : mineral karbonatan hijau berukuran halus, Feldspar, ziolyt
Lapisan 2
a. Jenis batuan : Sedimen
b. Warna : Hijau lebih cerah daripada lapisan pertama
c. Struktur : laminasi
d. Tekstur : klastik
e. Ukuran Butir : Fine Sand
f. Kemas : Tertutup
g. Sortasi : Baik
h. Bentuk Butir : Sub rounded
i. Komposisi : mineral karbonatan hijau berukuran halus, Feldspar, Kuars.

Foto Geomorfologi STA I


II.2.2. Stasiun Pengamatan II
Stasiun Pengamatan II terletak di Pegunungan Jiwo bagian selatan,tepatnya di Curug Sungai Trembono barat daya puncak Eyangkuto. Daerah ini tidak begitu jauh dari STA I ± 2km arah tenggara STA I, jadi Formasi pembentuknya pun masih relatif sama yaitu Kebo Butak, Semilir, Nglanggran, Oyo, Sambipitu dan batuan yang ada juga masih relatif sama dengan STA I. Karena bertempat di curug maka lokasi ini bertopografi rendah dengan tebing yang cukup curam.

Foto Geomorfologi STA II

II.2.3. Stasiun Pengamatan III
Stasiun Pengamatan III terletak di utara pegunungan Jiwo Barat tepatnya di Gunung Kampak. Lokasi ini berada cukup jauh dari STA I dan II, daerah ini terbentuk dari Formasi Oyo dan Formasi Wonosari pada masa miosin tengah hal tersebut dapat diketahui dari tersingkapnya batugamping berlapis dan batugamping algae di lokasi ini. Pada lokasi Gunung Kampak batugamping menumpang pada batuan metamorf. Batugamping di gunung kampak sudah hampir habis karena dijadikan tempat pertambangan tradisional.
Pada lokasi ini terdapat lapisan batugamping dimana banyak terdapat struktur laminasi dan gradasi yang terlihat sebagai struktur batuan sedimen karbonat yang menunjukan bahwa sebelumnya daerah ini merupakan suatu lautan dimana proses sedimentasinya terjadi. Pada batugamping ini banyak terdapat urat-urat kalsit yang mengisi rekahan-rekahan akibat adanya kekaryang mengalami sesar dan terlihat pula cermin sesarnya. Di lokasi ini, kami mengamati sesar yang terjadi dengan menghitung Strike, Dip, Pitch, Bearing, Plunge serta Gores garis pada hanging wall nya.

Foto Geomorfologi STA III



BAB III
GEOLOGI

III.2. Geologi Daerah Fieldtrip
Batuan tertua yang tersingkap didaerah Bayat adalah kompleks batuan metamorf yang diduga berumur Pra Tersier, terutama berupa filit, sekis dan marmer. Filit dan sekisnya menunjukkan foliasi yang secara umum mempunyai jurus barat-daya timur laut. Kedudukan filit terhadap sekis sangat sukar ditentukan karena kebanyakan singkapan sudah lapuk dan di banyak tempat terpotong oleh sesar yang sangat kompleks. Disamping itu dijumpai pula kuarsit yang mempunyai kedudukan baik memotong maupun sejajar atau mengisi celah diantara bidang foliasi. Erosi dari kuarsit ini menghasilkan butiran kuarsa susu, berukuran kerikil sampai berangkal dan merupakan penciri khas daerah batuan metamorf. Batuan metamorf ini tersebar membentuk perbukitan dengan relief yang kuat dan terbiku sedang sampai kuat, dengan puncak-puncak yang meruncing, beberapa diantaranya membentuk egunungan yang tumpul.
. Kompleks Batuan ini merupakan basement dari cekungan sedimen Paleogen, dan merupakan salah satu batuan yang tertua di Jawa. Endapan Paleogen yang dijumpai berupa batupasir dengan sisipan batugamping yang kaya akan foraminifera besar. Batuan tersebut diterobos oleh tubuh batuan beku yang terutama terdiri dari mikrodiorit. Penerobosan ini diduga terjadi pada Paleogen akhir. Secara tidak selaras di atas batuan beku dan batuan sedimen Paleogen tersebut terdapat batuan karbonat berumur Neogen yang dijumpai dlam bentuk 2 fasies yang berbeda, yaitu fasies laut dan fasies laut dangkal. Erosi yang terjadi pada Neogen atas berakibat bahwa batuan Kuarter menumpang secara tidak selaras pada batuan dibawahnya. Setelah pengendapan batugamping, di Perbukitan Bayat tidak diketemukan lagi batuan lain yang berumur Tersier. Jaman Kuarter terwakili oleh breksi lahar, endapan pasir fluvio-vulkanik Merapi serta endapan lempung hitam dari lingkungan rawa. Breksi lahar dijumpai pada bagian utara dari perbukitan Ngembel, berupa breksi dengan fragmen andesit yang berukuran aneka ragam, mulai dari kerikil hingga bongkah. Fragmen tersebut tersebar umumnya mengapung pada matriks yang berukuran lanau sampai pasir halus, bersifat tufan. Gejala perlapisan dan fosil tida ditemukan pada breksi ini. Breksi ini diduga berasal dari aktifitas aliran lahar dari G. Merapi dari arah barat laut, yang berhenti karena membentur bukit batugamping Ngembel, dan terjadi pada kala Pleistosen.
Geologi regional daerah bayat merupakan suatu formasi stratigrafi wilayah Pegunungan Selatan bagian barat mulai dari tua ke muda adalah :
1. Formasi Wungkal-Gamping
Formasi ini secara umum terdiri dari batu gamping, batu pasir, napal pasiran, dan batu lempung diendapkan tidak selaras diatas basement. Batas dari formasi ini batasnya tidak jelas dan sulit untuk dipisahkan.
2. Formasi Kebo Butak
Formasi ini secara umum terdiri dari konglomerat, batu pasir dan batu lempung yang menunjukkan kenampakan pengendapan arus turbid maupun pengendapan gaya berat yang lain. Berdasarkan terdapatnya gejala turbidit maka ditafsirkan lingkungan ini terjadi kenaikan muka air laut sehingga berubah menjadi lingkungan yang lebih dalam. Di bagian bawah, yang oleh Bothe (1929) disebut sebagai Kebo Beds terdiri dari perselang - selingan antara batu pasir, batu lanau dan batu lempung yang khas menunjukkan struktur turbidit, dengan perselingan batu pasir konglomeratan yang mengandung klastika lempung. Bagian bawah ini diterobos oleh sill batuan beku.
Bagian atas dari formasi ini, yang disebut sebagai Anggota Butak, tersusun oleh perulangan batu pasir konglomeratan yang bergradasi menjadi lempung atau lanau. Ketebalan total dari formasi ini kurang lebih 800 m.
3. Formasi Semilir
Secara umum formasi ini tersusun oleh batu pasir dan batu lanau yang bersifat tufaan, ringan, di beberapa tempat dijumpai selaan breksi lapili. Fragmen yang membentuk breksi maupun batu pasir pada umumnya berupa fragmen batuapung yang bersifat asam. Di lapangan satuan batuan ini umumnya menunjukkan perlapisan yang baik dengan struktur struktur yang mencirikan turbidit banyak dijumpai. Langkanya kandungan fosil pada bagian yang halus dari batuan penyusun formasi ini menunjukkan bahwa pengendapannya berlangsung pada kondisi yang sangat jenuh material asal gunung api yang berupa tuf, atau pengendapan tersebut terjadi pada lingkungan yang sangat dalam, di bawah ambang kompensasi karbonat (CCD), sehingga fosil gampingan sudah hancur akibat korosi sebelum dapat mencapai dasar pengendapan.
4. Formasi Nglanggran
Berbeda dengan formasi yang sebelumnya yaitu Kebo-Butak dan Semilir, Formasi Nglanggran ini tercirikan oleh penyusun utama terdiri dari batuan beku dan breksi dengan penyusun material berupa material asal gunung api, tidak menunjukkan perlapisan yang baik dengan ketebalan yang cukup besar. Bagian yang terkasar dari breksinya hampir seluruhnya tersusun oleh bongkah bongkah lava andesit dan juga bom andesit. Di antara masa breksi tersebut ditemukan sisipan lava yang sebagian besar telah mengalami breksiasi autoklastik.
Formasi ini ditafsirkan sebagai hasil pembentukan gunung api yang kemudian tererosi. Di bagian bawah umumnya berupa kompleks batuan beku, baik yang bersifat intrusif maupun ekstrusif (lava), yang kebanyakan menunjukkan gejala autobreksiasi yang kemudian ke arah atas berkembang menjadi breksi gunung api yang terbentuk sebagai akibat dari aliran rombakan. Aliran ini diduga berasal dari gunung api bawah laut, dalam lingkungan laut yang relatif dalam dan proses pengendapan berjalan cepat.

5. Formasi Sambipitu
Di atas Formasi Nglanggran kembali terdapat formasi batuan yang menunjukkan ciri ciri turbidit, yaitu Formasi Sambipitu. Formasi ini tersusun terutama oleh batu pasir yang bergradasi menjadi batu lanau atau batu lempung. Di bagian bawah, batu pasirnya masih menunjukkan sifat asal gunung api sedang ke arah atas sifat asal gunung api ini berangsur-angsur berubah menjadi batu pasir yang bersifat gampingan. Pada batu pasir gampingan ini sering dijumpai fragmen dari koral dan foraminifera besar yang berasal dari lingkungan terumbu laut dangkal, yang terseret masuk kedalam lingkungan yang lebih dalam akibat pengaruh arus turbid.
Pada bagian yang berupa perselingan antara batu pasir sedang yang bergradasi ke atas menjadi serpih (distal turbidite) sering dijumpai rekahan yang intensif pada sepihnya dengan arah tegak lurus bidang perlapisan.

6. Formasi Oyo – Wonosari
Di atas Formasi Sambipitu terdapat Formasi Oyo dan Formasi Wonosari. Formasi ini terdiri terutama dari batuan karbonat dan napal tufan. Penyebarannya meluas pada separuh selatan dari Pegunungan memanjang ke arah timur, membelok ke arah utara di sebelah timur perbukitan Panggung hingga mencapai bagian barat dari daerah depresi Wonogiri Baturetno.
Bagian terbawah dari Formasi Oyo - Wonosari terutama terdiri dari batu gamping berlapis, menunjukkan gejala turbidit karbonat yang diendapkan pada kondisi laut semula dangkal kemudian menjadi lebih dalam, seperti yang terlihat pada singkapan pada daerah dekat muara sungai Widoro masuk ke Sungai Oyo di Bunder serta di sebelah selatan jembatan Sungai Ngalang. Di lapangan batu gamping ini terlihat sebagai batu gamping berlapis, menunjukkan gradasi butir dan pada bagian yang halus banyak dijumpai fosil jejak tipe burrow yang terdapat, pada bidang permukaan perlapisan ataupun memotong sejajar dengan perlapisan.
Ke arah lebih muda, Formasi Oyo - Wonosari ini bergradasi menjadi dua fasies yang berbeda. Di daerah Wonosari, batu gamping ini makin ke arah selatan semakin berubah menjadi batu gamping terumbu yang berupa rudstone, framestone dan floatstone, bersifat lebih keras dan oleh kebanyakan peneliti disebut sebagai Formasi Wonosari. Sedangkan di barat daya kota Wonosari, batu gamping terumbu ini berubah fasies menjadi batu gamping berlapis yang bergradasi menjadi napal, dan disebut sebagai Formasi Kepek.
Terkecuali Formasi Wungkal-Gamping dan Wonosari, seluruh formasi yang ada di bawahnya mulai dari Formasi Kebo-Butak hingga Sambipitu secara sebagian atau seluruhnya menunjukkan gejala turbidit.
III.2.1. Stasiun Pengamatan I
LP.I
Terdapat singkapan batuan sedimen yang berwarna dominan hijau dengan sedikit coklat mempunyai teksturnya yang klastik dengan kemas tertutup, sortasi yang baik dengan ukuran butir lanau dan berbentuk rounded. Dari pencirian tersebut dapat diketahui bahwa batuan ini adalah batuan lanau zeolit( cirri khas zeolite adalah berwarna hijau). Batuan ini merupakan bagian dari formasi Kebo Butak. Batuan sedimen sudah terkekarkan(kenampakan kekar gerus, ekstension dan release) disebabkan karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada batuan itu.
LP.2
Berjarak tiga meter di Utara LP.I, pada lokasi ini terdapat singkapan batu sedimen yang mempunyai lithologi sama dengan LP.I yaitu sortasi baik, bertekstur klastik, kemas tertutup. Dalam pengamatan kelompok kami terdapat satu lapisan batuan zeolit saja, namun sebenarnya memiliki tiga lapisan dimana, 1) lapisan pertama yang berada paling atas mempunyai ukuran butir pasir halus dan berlaminasi sehingga bernama pasir halus zeolith, 2)lapisan kedua berada ditengah memiliki ukuran butir pasir sehingga benama batu pasir zeolith,dan 3)lapisan ketiga berada di lapisan paling bawah memiliki ukuran butir kerikil sehingga bernama batu pasir kerikilan zeolith.
III.2.2.Stasiun Pengamatan II
Pada STA II yang berada di jalur aliran Sungai Trembono 2 km arah tenggara dari STA I, ditemukan batuan sedimen dengan pencirian; warna putih sampai abu-abu, tekstur klastik ( sortasi bagus, kemas tertutup,bentuk butir rounded,dan ukuran lanau), komposisi mineral merupakan mineral-mineral tuff yang berukuran lanau berwarna putih sampai abu-abu dengan kelimpahan agak melimpah. Dari diskripsi batuan tersebut dapat dsimpulakan batuan sedimen ini bernama batu lanau tuffan( mempunyai ukaran lanau dengan komposisi tuff). Batuan ini diperkirakan berasal dari erupsi gunung semilir (formasi semilir)yang mengalami sedimentasi oleh air. Selain itu juga ditemukan batu pasir yang mengalami pelipatan.
Pada STA II terdapat tiga lokasi pengamatan (LP), dimana ketiga lokasi tersebut merupakan satu kesatuan lokasi yang berupa singkapan batu pasir yang berupa lipatan antiklin,selain itu juga terdapat sesar dan kekar.. Pada LP.I diamati lipatan yang sudah mengalami erosi sehingga hanya nampak sisa-sisanya saja, pada LP.II terbentuk zona Sesar dan pada LP.III terbentuk zona Sesar juga.


III.2.3.Stasiun Pengamatan III
Pada STA III terdapat singkapan batugamping dengan warna putih kekuning-kuningan. Batugamping ini mengalami sesar yang sangat kompleks yaitu sesar naik dan sesar turun di banyak tempat. Selain itu juga ditemukan breksi sesar, cermin sesar, gores garis, dan steps.








BAB IV
STRUKTUR GEOLOGI
1. STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL DAERAH FIELDTRIP
Di selatan Bayat, terdapat dataran rendah yang berarah memanjang barat-timur, sejajar dengan kaki Pegunungan Selatan yang berada di selatannya. Dataran Bukit ini terpotong oleh sesar dan singkapan batuan metamorf tergeser ke arah timur laut di daerah Padasan, G. Semangu dan berbelok ke utara hingga daerah Jokotuo, dijumpai marmer yang merupakan kantong diantara filit.Di bagian utara dari Jiwo Barat yaitu di G. Tugu, G. Kampak dan daerah Ngembel serta bagian utara, timur dan tenggara dari Jiwo Timur, msing-masing di G. Jeto, G. Bawak, G. Temas dan di G. Lanang, tersingkap batugamping yang menumpang secara tidak selaras di atas batuan yang lebih tua. Di bagian tenggara G. Kampak dan di G. Jeto, batugamping ini menumpang di atas batuan metamorf, sedang di Temas menumpang di atas batuan beku.
Batugamping ini terdiri dari dua fasies yang berbeda. Fasies yang pertama terdiri dari batugamping algae, kenampakan perlapisan tidak begitu jelas. Algae membentuk struktur onkoid dalam bentuk bola-bola berukuran 2 hingga 5 cm. Fasies seperti ini dijumpai di G.Kampak, bagian selatan G.Tugu, G. Jeto, G. Bawak dan di bagian barat G.Temas. Fasies yang kedua berupa batugamping berlapis, yang merupakan perselingan antara kalkarenit dengan kalsilutit. Fasies batugamping berlapis ini dijumpai di Ngembel, utara G. Tugu, bagian timur G. Temas dan di G. Lanang. Di beberapa tempat kalsilutitnya menebal kearah lateral dan berubah menjadi napal, seperti yang terdapat di utara G. Tugu. Fasies ini tidak menunjukkan struktur alga dan kaya akan kandungan foraminifera plangon, kemungkinan diendapkan di dangkalan karbonat yang lebih dalam ditandai dengan adanya struktur nendatan (slump structures) seperti yang terlihat di bagian timur Temas dan di G. Lanang.
Di selatan G. Temas dijumpai kontak antara batuan beku dengan batugamping. Batuan bekunya sudah sangat lapuk, menunjukkan tanda-tanda retakan yang kebanyakan telah terisi oleh oksida besi (limonit) dan sebagian terisi oleh kalsit. Retakan pada batuan beku tersebut tidak menerus pada batugamping. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum pengendapan batugamping, batuan bekunya telah mengalami retakan, terisi oleh hasil pelapukannya sendiri yang berupa limonit. Setelah terjadi pengendapan batugamping, sebagian dari karbonatnya mengisi celah akibat retakan tersebut membentuk urat kalsit. Belakangan setelah batugamping terangkat dan tererosi, sebagian dari urat kalsit pada batuan beku ini bersama batuan bekunya tersingkap dan mengalami pelapukan, membentuk tanah. Urat kalsit yang ada mengalami pelarutan dan pengendapan kembalidalam bentuk caliche, seperti yang banyak dijumpaidi barat G. Temas dan lereng timur dan selatan G.Pendul.
Berdasarkan kandungan fosilnya, batugamping neogen di Perbukitan Jiwo ini menunjukkan umur N12 atau Miosen Berdasarkan atas umur ini maka batugamping tersebut dapat dikorelasikan dengan Formasi Wonosari untuk fasies batugamping algae , sedangkan fasies batugamping berlapis adalah sepadan dengan formasi Oya.Setelah pengendapan batugamping, di Perbukitan Jiwo tidak diketemukan lagi batuan lain yang berumur Tersier. Jaman Kuarter terwakili oleh breksi lahar, endapan pasir fluvio-vulkanik Merapi serta endapan lempung hitam dari lingkungan rawa.
Breksi lahar dijumpai pada bagian utara dari perbukitan Ngembel, berupa breksi dengan fragmen andesit yang berukuran aneka ragam, mulai dari kerikil hingga bongkah. Fragmen tersebut tersebar umumnya mengapung pada matriks yang berukuran lanau sampai pasir halus, bersifat tufan. Gejala perlapisan dan fosil tida ditemukan pada breksi ini. Breksi ini diduga berasal dari aktifitas aliran lahar dari G. Merapi dari arah barat laut, yang berhenti karena membentur bukit batugamping Ngembel, dan terjadi pada kala Pleistosen.
2. STRUKTUR GEOLOGI DAERAH FIELDTRIP
Stasiun pengamatan 1
Pada stasiun pengamatan 1 terdapat beberapa macam kekar, diantaranya kekar gerus, kekar extensi dan kekar release. Pengukuran hanya dilakukan untuk menghitung besarnya kekar gerus dan kekar extensi saja. Sedangkan untuk kekar release sulit untuk dilakukan pengukuran karena menentukan kekar release tersebut juga sulit. Pengukuran arah dan besar sudut kekar tersebut digunakan untuk menganalisa arah gaya relatif pada stasiun pengamatan yang dilakukan pengukuran ini. Data pengukuran berupa data kekar gerus berpasangan dan kekar extensi.
Data Kekar
N....°E/...° N....°E/...° N....°E/...° N....°E/...°
330/16 329/60 353/66 2/75
276/20 91/58 74/77 89/85
342/16 80/70 90/60 156/70
255/20 320/72 206/74 200/60
332/16 340/71 54/65 145/56
266/20 75/64 48/66 259/63
333/16 330/72 85/74 231/80
183/20 63/79 20/55 274/68
345/16 198/43 88/74 325/65
85/20 80/64 10/64 194/64
76/63 84/70 108/66 330/73
343/64 355/78 82/58 23/73
86/70 338/76 54/76 24/59
344/61 264/83 35/63 340/72
75/70 355/77 90/90 320/80
341/79 89/80 330/68 169/72
341/78 174/51 70/75 89/72
89/79 85/76 342/90
70/79 331/70 92/81
Tabel data kekar pada STA I




Pembahasan Kekar
Pada pembahasan kekar di lokasi pengamatan 1 pada Stasiun pengamatan 1 ini, metode yang digunakan adalah metode stereonet secara manual. Data kekar yang diperoleh didapat dari berbagai kelompok, dengan jumlah data 76 buah data kekar. Dari hasil perhitungan manual dengan menggunakan metode stereografis didapat gaya pembentuk utama kekar terdapat pada σ1 pada 25º / N 304 º E, σ2 pada 65º / N 121 º E, σ3 pada 2º / N 215 º E.

Foto kenampakan kekar pada STA I
Stasiun Pengamatan 2
Pada stasiun pengamatan 2 dijumpai adanya suatu lipatan berupa antiklin yang sudah terkena struktur lain yaitu sesar dimana sesar yang mengenainya ada 2 jenis hal ini ditandai dengan adanya pergeseran lapisan sejauh ± 11,5 meter dan ± 15 meter. Pergeseran tersebut diperoleh dari hasil pengukuran 3 tempat. Jarak lokasi pertama dengan lokasi kedua sejauh 11,5 m dan jarak lokasi kedua dan lokasi ketiga sejauh 15 m sehingga jarak antara lokasi pertama dan lokasi ketiga sejauh 26,5 m. Jarak tersebut merupakan jarak pergeseran akibat adanya kedua sesar tersebut pada lipatan. Sedangkan untuk lipatanya dilakukan pengukuran dip dan strike pada sayap lipatan untuk dapat dilakukan rekonstruksi lipatan sehingga dapat ditentukan jenis lipatan yang terbentuk. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh:
Pengukuran lipatan
Lokasi 1 : N 36º E / 27 º
Lokasi 2 : berjarak ± 11,5 meter dari lokasi 1 dengan N 202º E / 49 º
Lokasi 3 : berjarak ± 15 meter dari lokasi 2 dengan N 219º E / 25 º
Pengukuran sesar
Sesar 1 : N 3º E / 77 º
Sesar 2 : N 28º E / 77 º

Foto kenampakan sisa-sisa lipatan pada STA II
Stasiun Pengamatan 3
Pada stasiun pengamatan 3 banyak ditemukan adanya cermin sesar yang digunakan sebagai salah satu cirri untuk menentukan jenis sesar. Selain dari cermin sesar tersebut, analisa jenis sesar ditentukan berdasarkan breksi sesar yang membentuk struktur gradasi sehingga dapat ditentukan arah pergerakan sesarnya untuk kemudian dapat ditentukan jenis sesarnya. Jika dilihat dari breksi sesarnya maka pada lokasi pengamatan ini dimungkinkan mengalami sesar turun, hal ini ditunjukan oleh breksi sesarnya yang bergradasi dari atas ke bawah dengan teksturnya dari kasar hingga menjadi semakin halus maka kemungkinan sesar turun, begitupula sebaliknya.
Tetapi hal tersebut belum cukup untuk bisa menentuan jenis sesar. Masih diperlukan bukti lain yang dapat menunjukan bahwa blok tersebut mengalami sesar turun. Sehingga dilakukan pengukuran terhadap komponen-komponen yang penting dalam menentukan jennies sesar, yaitu strike, dip, pitch, plunge, dan bearing. Dari hasil penggukuran diperoleh:
Strike / Dip : N 107º E / 57 º
Pitch : 60 º
Bearing : N 148º E
Plunge : 38º

Foto kenampakan gores garis dari sebuah sesar di STA III



BAB V
KESIMPULAN
Setelah kita melakukan pengamatan pada Fieldtrip Geologi Struktur Minggu 6 Desember 2009 dan menganalisis data data yang telah diperoleh dengan seksama maka kita dapat menarik kesimpulan kesimpulan pada stasiun pengamatan 1 kita dapat mengetahui arah gaya pembentuk kekar dan jenis kekar yang ada. Kita juga dapat melihat adanya antiklin pada stasiun pengamatan 2 serta mengetahui cara menganalisa pergerakannya, pada stasiun pengamatan 3 saya dapat menganalisa sesar yang terjadi pada gunung kapak.
Pada daerah ini diperoleh batuan ziolit( Lokasi1 ) dan batupasir ziolit ( Lokasi 2).Pada Stasiun Pengamatan 1 di daerah diperoleh kesimpulan bahwa pada daerah ini terdapat lapisan dengan jenis lapisan yang berbeda, pada lapisan pertama yang lebih tua dari lapisan 2, terdapat struktur lapisan sedangkan lapisan 2 yang berada diatasnya berstruktur laminasi. Pada lokasi ini juga diperoleh arah gaya utama pembentuk kekar dengan menggunakan metode manual stereografis yaitu sebesar σ1 pada 25º / N 304 º E, σ2 pada 65º / N 121 º E, σ3 pada 2º / N 215 º E.
Pada stasiun pengamatan 2 dijumpai adanya suatu lipatan berupa antiklin yang sudah terkena struktur lain yaitu sesar dimana sesar yang mengenainya ada 2 jenis hal ini ditandai dengan adanya pergeseran lapisan sejauh ± 11,5 meter dan ± 15 meter. Pergeseran tersebut diperoleh dari hasil pengukuran 3 tempat. Jarak lokasi pertama dengan lokasi kedua sejauh 11,5 m dan jarak lokasi kedua dan lokasi ketiga sejauh 15 m sehingga jarak antara lokasi pertama dan lokasi ketiga sejauh 26,5 m. Jarak tersebut merupakan jarak pergeseran akibat adanya kedua sesar tersebut pada lipatan. Sedangkan untuk lipatanya dilakukan pengukuran dip dan strike pada sayap lipatan untuk dapat dilakukan rekonstruksi lipatan sehingga dapat ditentukan jenis lipatan yang terbentuk. Dari hasil Pengukuran lipatan Lokasi 1 : N 36º E / 27 º,Lokasi 2 : berjarak ± 11,5 meter dari lokasi 1 dengan N 202º E / 49 º,Lokasi 3 : berjarak ± 15 meter dari lokasi 2 dengan N 219º E / 25 º

Pada Stasiun Pengamatan 3 diperoleh kesimpulan bahwa pada lokasi ini terdapat sesar turun karena diperoleh nilai tension gash sebesar 51º dan Pitch 60º,Bearing N 148º E, Plunge 37º akibat proses endogen bumi dan dapat diliat jadi hanging wall dan footwallnya dan melihat arah pergerakan sesar dari gores garis yang terdapat pada hanging wallnya. Juga dapat ditentukan jenis sesar dari besarnya tension gash ataupun compression shear fracture, bila besarnya tension gash curam atau lebih dari 45º maka kemungkinan terjadi adalah sesar turun, begitupula sebaliknya. Pada lokasi ini ditemukan lapisan batugamping.
























DAFTAR PUSTAKA

Billings, M.P. 1954. Structural Geology. Tokyo: Charles E. Tuttle Company. Katili, J.A. dan P. Marks. 1963. Geologi. Bandung: Kilat Madju.
Soetoto, Ir., S.U. 1995.Diktat Kuliah Geologi .Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Asisten Praktikum Geologi Struktur.2009. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta : Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Sumber Lain :
http://gc.lib.itb.ac.id
http://www.freelists.org
http://www.indocaver.org















LAMPIRAN

termo

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PRODI GEOFISIKA

TUGAS MATA KULIAH
TERMODINAMIKA GEOFISIKA
MESIN UAP

DISUSUN OLEH :
• DENDY SETYAWAN 12094
• TRI WAHYUNINGSIH 12154
• HANUSA SANABAKTI 12270
• ARIS KRISWANTO 12287
• INDRA SURYA ATMAJA 12317


YOGYAKARTA
NOVEMBER
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.

Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Termodinamika Geofisika “Mesin uap” .
Terima kasih disampaikan kepada Ibu Chusnul Chotimah selaku dosen mata kuliah Termodinamika Geofisika yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika Geofisika.

Yogyakarta, 19 November 2009
Penyusun


kelompok 1






BAB 1. PENDAHULUAN
>>Definisi :
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan mengubahnya menjadi energi mekanis. Mesin uap digunakan dalam pompa, lokomotifdan kapal laut, dan sangat penting dalam Revolusi Industri.
>>Penemu mesin uap
James Watt (19 January 1736 - 25 Agustus 1819) adalah penemu yang mengembangkan mesin uap yang menjadi dasar dari Revolusi Industri.
James Watt lahir pada tanggal 19 Januari, 1736 di Greenock, satu kota pelabuhan laut di Firth Clyde, Skotlandia. Ayahnya adalah pemilik kapal dan kontraktor, sedangkan ibunya, Agnes Muirhead, datang dari keluarga terhormat dan berpendidikan.
Watt bersekolah secara tak teratur tetapi dan lebih banyak mendapat pendidikan di rumah oleh ibunya. Dia menunjukkan ketangkasan yang luar biasa dan bakat untuk ilmu pasti seperti matematika, walaupun bahasa Latin dan Yunani tidak menggerakkan hatinya, dia menyukai legenda dan cerita rakyat Skotlandia.
Ketika dia berumur 18 tahun, ibunya meninggal dan kesehatan ayahnya perlahan-lahan mulai merosot, Watt melakukan perjalanan ke London untuk melanjutkan study tentang pembuatan instrument dan peralatan selama satu tahun, kemudian kembali ke Skotlandia dengan tujuan membuat sendiri bisnis pembuatan instrumennya. Tetapi karena dia tidak menyelesaikan tujuh tahun study nya sebagai apprentice (murid yang bekerja sambil belajar), permohonan untuk membuka bisnis tersebut terhambat, walaupun pada saat itu belum ada pembuat instrumen dan peralatan matematika di Skotlandia.
Dengan dibantu oleh tiga orang professor yang ada di Universitas Glasgow, James Watt akhirnya diberi kesempatan untuk membuka workshop (bengkel) kecil di universitas.
Empat tahun setelah membuka tokonya, James Watt mulai melakukan percobaan dengan uap setelah temannya, Professor John Robison, membuat dia tertarik pada mesin tersebut. Pada saat itu, Watt sama sekali tidak pernah mengoperasikan mesin uap, tetapi dia tetap berusaha untuk membuat satu model mesin. Walaupun gagal, dia tetap melanjutkan percobaannya dan mulai membaca apa saja yang bisa dibacanya. Dia kemudian secara terpisah menemukan pentingnya energi panas yang ditimbulkan dan diserap oleh tiap-tiap obyek untuk mengerti lebih jauh tentang mesin. pada tahun 1765 dia berhasil membuat sebuah model mesin yang dapat bekerja dengan baik.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya atas pengembangan mesin uap yang memicu revolusi industri, nama Watt diabadikan dan dijadikan sebagai satuan energi dengan symbol W oleh International System of Units (atau 'SI') seperti yang kita kenal sekarang.



BAB 2. PEMBAHASAN
>>Jenis mesin uap dan cara kerjanya
Terdapat dua jenis mesin uap, yakni mesin uap tipe bolak balik dan mesin uap turbin (turbin uap). Rancangan alatnya sedikit berbeda tetapi kedua jenis mesin uap ini mempunyai kesamaan, yakni menggunakan uap yang dipanaskan oleh pembakaran minyak, gas, batu bara atau menggunakan energi nuklir.

Mesin uap tipe bolak balik

Air dalam wadah biasanya dipanaskan pada tekanan yang tinggi. Karena dipanaskan pada tekanan yang tinggi maka proses pendidihan air terjadi pada suhu yang tinggi (ingat pembahasan mengenai pendidihan – Teori kinetik gas). Biasanya air mendidih (air mendidih = air berubah menjadi uap) sekitar suhu 500 oC. Suhu berbanding lurus dengan tekanan. Semakin tinggi suhu uap, semakin besar tekanan uap. Uap bersuhu tinggi atau uap bertekanan tinggi tersebut bergerak melewati katup masukan dan memuai terhadap piston. Ketika memuai, uap mendorong piston sehingga piston meluncur ke kanan. Dalam hal ini, sebagian kalor alias panas pada uap berubah menjadi energi kinetik (uap melakukan kerja terhadap piston — W = Fs). Pada saat piston bergerak ke kanan, roda yang dihubungkan dengan piston berputar (1). Setelah melakukan setengah putaran, roda menekan piston kembali ke posisinya semula (2). Ketika piston bergerak ke kiri, katup masukan dengan sendirinya tertutup, sebaliknya katup pembuangan dengan sendirinya terbuka. Uap tersebut dikondensasi oleh kondensor sehingga berubah menjadi embun (embun = air yang berasal dari uap). Selanjutnya, air yang ada di dalam kondensor dipompa kembali ke wadah untuk dididihkan lagi. Demikian seterusnya, Karena prosesnya terjadi secara berulang-ulang maka piston bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus menerus. Karena piston bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus menerus maka roda pun berputar secara terus menerus. Putaran roda biasanya digunakan untuk menggerakan sesuata(roda,dll)
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin uap tipe bolak balik di atas bisa dijelaskan seperti ini : Bahan bakar fosil (batu bara/minyak/gas) memiliki energi potensial kimia. Ketika bahan bakar fosil dibakar, energi potensial kimia berubah bentuk menjadi kalor alias panas. Kalor alias panas yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar fosil digunakan untuk memanaskan air (kalor berpindah menuju air dan uap). Selanjutnya sebagian kalor pada uap berubah bentuk menjadi energi kinetik translasi piston, sebagian lagi diubah menjadi energi dalam air. Sebagian besar energi kinetik translasi piston berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar, sebagian kecil berubah menjadi kalor alias panas (kalor alias panas timbul akibat adanya gesekan antara piston dengan silinder). Jika digunakan untuk membangkitkan listrik maka energi kinetik rotasi roda pemutar bentuk menjadi energi listrik Dst.

Turbin uap
Pada dasarnya prinsip kerja turbin uap sama dengan mesin uap tipe bolak balik. Bedanya mesin uap tipe bolak balik menggunakan piston, sedangkan turbin uap menggunakan turbin. Pada mesin uap tipe bolak balik, kalor diubah terlebih dahulu menjadi energi kinetik translasi piston. Setelah itu energi kinetik translasi piston diubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar. sedangkan, pada turbin uap, kalor langsung diubah menjadi energi kinetik rotasi turbin.Turbin bisa berputar akibat adanya perbedaan tekanan. Suhu uap sebelah atas bilah jauh lebih besar daripada suhu uap sebelah bawah bilah (bilah tuh lempeng tipis yang ada di tengah turbin). Ingat ya, suhu berbading lurus dengan tekanan. Karena suhu uap pada sebelah atas bilah lebih besar dari suhu uap pada sebelah bawah bilah maka tekanan uap pada sebelah atas bilah lebih besar daripada tekanan uap pada sebelah bawah bilah. Adanya perbedaan tekanan menyebabkan si uap mendorong bilah ke bawah sehingga turbin berputar. Arah putaran turbin tampak seperti gambar di bawah…

Perlu diketahui bahwa prinsip kerja mesin uap didasarkan pada diagram perpindahan energi yang telah dijelaskan di atas. Dalam hal ini, energi mekanik bisa dihasilkan apabila kita membiarkan kalor mengalir dari benda atau tempat bersuhu tinggi menuju benda atau tempat bersuhu rendah. Dengan demikian, perbedaan suhu sangat diperlukan pada mesin uap.
Apabila diperhatikan cara kerja mesin uap tipe bolak balik, tampak bahwa piston tetap bisa bergerak ke kanan dan ke kiri walaupun tidak ada perbedaan suhu (tidak ada kondensor dan pompa). Piston bisa bergerak ke kanan akibat adanya pemuaian uap bersuhu tinggi atau uap bertekanan tinggi. Dalam hal ini, sebagian kalor pada uap berubah menjadi energi kinetik translasi piston. Energi kinetik translasi piston kemudian berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar. Setelah melakukan setengah putaran, roda akan menekan piston kembali ke kiri. Ketika roda menekan piston kembali ke kiri, energi kinetik rotasi roda berubah lagi menjadi energi kinetik translasi piston. Ketika piston bergerak ke kiri, piston mendorong uap yang ada dalam silinder. Pada saat yang sama, katup pembuangan terbuka. Dengan demikian, uap yang didorong piston tadi akan mendorong temannya ada di sebelah bawah katup pembuangan. sedangkan, apabila suhu uap yang berada di sebelah bawah katup pembuangan = suhu uap yang didorong piston, maka semua energi kinetik translasi piston akan berubah lagi menjadi energi dalam uap. Energi dalam berbanding lurus dengan suhu. Jika energi dalam uap bertambah maka suhu uap meningkat. Suhu berbanding lurus dengan tekanan. Jika suhu uap meningkat maka tekanan uap juga meningkat. Dengan demikian, tekanan uap yang dibuang melalui katup pembuangan = tekanan uap yang masuk melalui katup masukan. Piston akan tetap bergerak ke kanan dan ke kiri seterusnya tetapi tidak akan ada energi kinetik total yang bisa dimanfaatkan (tidak ada kerja total yang dihasilkan). Jadi energi kinetik yang diterima oleh piston selama proses pemuaian (piston bergerak ke kanan) akan dikembalikan lagi kepada uap selama proses penekanan (piston bergerak ke kiri).

>>Siklus termo dalam mesin uap

Siklus Rankine(siklus dalam mesin uap) adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Siklus Rankine terkadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaan super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada temperatur 565 oC (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30 oC. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 42%.

Mula-mula air dalam keadaan cair dengan suhu dan tekanan rendah di titik a.
- kurva ab adalah kurva pemampatan secara adiabatik dengan tekanan yang sama dengan tekanan di dalam periuk pendingin.
- garis c-d adalah proses pengubahan air menjadi uap.
- Garis d-e adalah prosers pemanasan sehingga suhu uap sangat tinggi.
- Kurva e-f adalah proses pengembangan secara adiabatik.
- Garis f-a adalah proses pengembunan sehingga kembali ke keadaan awalnya
PERHITUNGAN SIKLUS RANKINE

W = p1v1 + (u1 - u2) - pcv2
= (u1 + p1v1) - (u2 + p2v2) + v2(p2 - pc)
= (h1 - h2) + v2(p2 - pc)
and Efficiency = W/(h1 - hf)
Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic, yang berarti pompa dan turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja. Dalam siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak isentropic. Dengan kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin, menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan temperatur input dari siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi siklus Rankine.
Siklus Rankine dengan pemanasan ulang
Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap dari boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dan dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah. Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi turbin.
Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang membedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan pencampuran temperatur. Hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
Dari penjelasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa perbedaan suhu dalam mesin uap tetap diperlukan. Perbedaan suhu dalam mesin uap bisa diperoleh dengan memanfaatkan kondensor. Ketika suhu dan tekanan uap yang berada di sebelah bawah katup pembuangan jauh lebih kecil dari pada suhu dan tekanan uap yang berada di dalam silinder, maka ketika si piston bergerak kembali ke kiri, besarnya tekanan (P = F/A) yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya tekanan yang diberikan uap kepada piston ketika si piston bergerak ke kanan. Dengan kata lain, besarnya usaha alias kerja yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya kerja yang dilakukan uap terhadap piston (W = Fs). Jadi hanya sebagian kecil energi kinetik piston yang dikembalikan lagi pada uap. Dengan demikian akan ada energi kinetik total atau kerja total yang dihasilkan. Energi kinetik total ini yang dipakai untuk menggerakan sesuatu (membangkitkan listrik dkk…) Pembangkitan energi listrik akan dibahas secara mendalam pada pokok bahasan listrik dan magnet…
Penggunaan Mesin Uap
>> Kereta api Uap

Kereta api uap biasanya memiliki sebuah ketel uap pipa api horisontal bertungku yang terletak pada ujung bagian belakang. Di depan tungku terletak sebuah smokebox yang memiliki satu cerobong asap yang menonjol keluar (ke atas). Uap dikumpulkan dari tungku ke dalam sebuah kubah atau tabung berlubang-lubang yang berada di atas permukaan air.
Uap ini lalu melewati sebuah klep penutup atau katup pengatur ke dalam silinder sebuah resiprokat. Piston/torak di dalam mesin mendorong roda lewat sebuah crankpin dan batang/balok penghubung. Katup-katup mesin dikendalikan melalui sejumlah batang dan penghubung yang disebut dengan valve gear. Valve gear bisa disetel dan menolong kontrol arah serta cut off (cutoff adalah titik dalam kayuhan piston dimana inlet valve ditutup). Cut off ini menentukan proporsi kayuhan piston, yang kemudian mengendalikan jumlah uap yang masuk ke dalam silinder. Uap masuk dari kedua ujung, menyebabkan piston beraksi ganda.
Di dalam sebuah kereta api uap bersilinder dua, salah satu silinder ditempatkan di salah satu sisi kereta. Uap lalu memberikan empat kayuhan piston per putaran, yang berarti dua kayuhan per silinder. Kayuhan piston yang pertama menuju ke depan sedang yang kedua menuju ke belakang. Setiap kayuhan piston menggerakkan roda seperempat putaran.
Ketel dan silinder-silinder ini terletak di sebuah rangka, dan rangka ini terletak di sejumlah as atau poros. As dipasaing di blok-bantalan yang bergerak ke atas dan ke bawah di dalam rangka. Biasanya kereta uap Amerika memiliki kerangka balok sedangkan kereta uap Inggris memiliki plate frame (kerangka pelat), keduanya sama-sama terbuat dari baja. Sumber bahan bakar untuk mendidihkan air adalah batu bara. Kemudian minya mulai digunakan untuk tujuan yang sama.
Kelebihan Kereta Api Uap
Ada banyak alasan mengapa kereta api uap mencapai popularitas. Tentu saja alasan utamanya adalah kecepatan yang lebih baik daripada kereta berkuda. Perjalanan jadi lebih cepat serta orang-orang bisa melakukan perjalanan yang lebih jauh dengan jauh lebih mudah. Kereta uap dipandang pula lebih dapat diandalkan dan aman bila dibandingkan dengan perjalanan menggunakan kereta berkuda.Alasan yang berikut adalah kemudahan menggantikan gerbong yang rusak dengan yang baik. Kereta uap juga digunakan untuk mengangkut material dari satu tempat ke tempat yang lain, membuat aktivitas yang berhubungan dengan perdagangan dan perniagaan semakin efisien. Gerbong bisa ditambah atau diganti, tergantung pada persyaratan yang didasarkan pada jumlah orang dan material yang diangkut.


Saat ini mesin uap biasanya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik atau kapal laut karena ukurannya dan kemampuanya yang besar dalam menghasilkan energi.
Beberapa tahun lagi mungkin mesin uap dapat dipasang di mobil yang biasa kita lihat. Mesin uap yang dirancang oleh Harry Schoell sangat efisien.
Mesin uap ini bekerja pada temperatur tinggi sehingga lebih efisien. Dan ukurannya pun lebih kecil dari mesin uap biasa karena bekerja dengan tekanan tinggi. Ukuran yang kecil heat losses pun kecil.



Mesin uap ini bisa berbahan bakar biodiesel, etanol maupun minyak bumi bekerja dengan cara membakar bahan bakar dan udara dalam ruang pembakaran hingga temperatur 2000 derajat Fahrenheit sehingga membentuk pusaran (cyclone).
Uap panas akan bersirkulasi di penukar kalor (heat exchanger) sampai mencapai temperatur 1.200 F. Dan pipa dalam silinder mesin akan menggerakan piston. Jika uap sudah dingin akan dialirkan kembali kesistem dan dipanaskan kembali (reheated).
Mesin uap ini dapat mengkonversi uap 46% menjadi torque. Bandingkan dengan mesin uap biasa yang hanya 25 %. Selain itu mesin uap ini juga gas buangnya lebih bersih.














BAB 3. REFERENSI
wikipedia.org/wiki/Mesin_uap
www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan.../James-Watt-2
www.youtube.com
pdfdatabase.com/index.php?q=cara+buat+mesin+uap
Kanginan,martin.2003.fisika smp semester 2.jakarta: erlangga.

Minggu, 13 September 2009

geostruktur

Aris kriswanto
Geofisika
08/270374/PA/12287
Banyak daerah di Indonesia mengalami kesulitan air untuk kebutuhan domestik khususnya pada musim kemarau. Daerah sulit air terutama disebabkan oleh keterbatasan keberadaan akuifer sistem pori, sehingga perlu dicari akuifer sistem celah yang terbentuk karena adanya air meteorik yang mengisi sistem fraktur. Untuk mendeteksi keberadaan sistem fraktur diperlukan suatu peta geologi dengan ketelitian yang cukup tinggi, padahal di daerah tropik basah seperti di Indonesia karena keterbatasan jumlah dan dimensi singkapan batuan, maka peta geologi yang diperoleh biasanya terlalu interpretatif.
Teknik nuklir yaitu teknik pemetaan radioaktivitas soil/batuan dan survei gas radon dapat membantu memecahkan persoalan tersebut. Hasil yang diperoleh dari penggunaan kedua teknik nuklir tersebut adalah informasi mengenai lokasi-lokasi keberadaan sistem fraktur yang berpotensi bertindak sebagai akuifer sistem celah. Untuk memperkuat dugaan keberadaan akuifer tersebut digunakan metode tidak langsung yaitu teknik geofisika konvensional, yang pembuktiannya dilakukan dengan pembuatan sumur eksplorasi yang sekaligus diharapkan dapat ditingkatkan menjadi sumur produksi.
Pertama yang dilakukan meliputi: analisis morfologi / foto udara, studi geologi / hidrogeologi regional dan data pendukung lainnya. Sasaran utamanya adalah mengetahui kondisi geologi / hidrogeologi, terutama: pola penyebaran formasi / satuan batuan, pola arah umum struktur geologi (patahan/lipatan), perkiraan daerah tangkapan/ resapan.
Analisis morfologi dilakukan melalui peta topografi skala 1 : 50.000 dan foto udara (bila diperlukan). Kondisi geologi / hidrogeologi regional, terutama diperoleh melalui peta-peta regional, terutama yang dipublikasikan oleh Direktorat Geologi. Pekerjaan ini akan dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan lapangan.

Pemetaan topografi
Sasaran utama pekerjaan ini adalah membuat peta topografi berskala 1: 5.000, sesuai dengan keadaan saat ini. Peta ini diperlukan terutama untuk korelasi hasil pemetaan geologi / hidrogeologi dan pembuatan penampang hasil survei geolistrik. Lingkup dan tahapan pelaksanaan pekerjaan lini berturut-turut terdiri dari: orientasi lapangan termasuk penentuan titik ikat, koreksi arah U-S dengan menggunakan deklinasi matahari, pengukuran poligon, pengukuran situasi, pengolahan data pengukuran dilanjutkan dengan penggambaran peta topografi skala 1 : 5.000.Titik ikat diukur dengan menggunakan GPS, jika posisi titik triangulasi terlalu jauh dari lokasi pemetaan. Pengukuran poligon / situasi akan dilaksanakan dengan alat theodolit. Pada hakekatnya batuan / soil mengandung unsur U, Th dan K yang memancarkan radiasi y (gamma), besar kecilnya intensitas radiasi bergantung pada kandungan unsur-unsur tersebut pada batuan / soil.Batuan / soil sejenis di suatu daerah akan mempunyai nilai radioaktivitas yang relatif sama. Sasaran utama kegiatan pengukuran radioaktivitas ini adalah untuk mendapatkan sebaran batuan / soil dengan ketelitian relatif tinggi sebagai data dalam pembuatan peta geologi. Survei ini sangat bermanfaat untuk daerah-daerah seperti di Indonesia yang beriklim tropis basah sehingga langka singkapan batuan karena tertutup oleh soil.

Pemetaan geologi
Pemetaan geologi bertujuan untuk memperoleh informasi geologi permukaan. Hasil pemetaan akan digambarkan pada peta dasar skala 1: 5.000 (hasil pemetaan topografi). Peta ini terutama berisi: jenis dan sebaran satuan batuan di permukaan, struktur geologi (jurus dan kemiringan lapisan, jenis dan arah patahan, serta sumbu perlipatan). Lingkup dan tahapan pelaksanaan pekerjaan ini berturut - turut terdiri dari pendataan geologi permukaan, evaluasi data permukaan dilanjutkan dengan pembuatan peta geologi.
Pendataan geologi akan dilaksanakan oleh ahli geologi yang berpengalaman dengan metoda lintasan pengamatan. Pendataan lapangan terutama meliputi jenis batuan dan struktur geologi pada singkapan batuan.

Kesulitan air di suatu daerah terutama diakibatkan oleh kurang adanya sistem lapisan pembawa air (akuifer), oleh karena itu perlu di cari sistem lain yang dapat bertindak sebagai akuifer. Diasumsikan bahwa sistem fraktur/rekahan menghasilkan batuan dengan permebilitas sekunder yang relatif tinggi yang dapat bertindak sebagai akuifer sistem celah. Radon adalah anggota kelompok unsur yang meluruh secara alamiah dalam bentuk gas yang memancarkan sinar α (alpha). Anomali gas Radon dapat menggambarkan sistem fraktur bawah permukaan yang membentuk permeabilitas sekunder (akuifer sistem celah).
Survey geofisika terutama geolistrik
Sasaran utama dari pekerjaan ini adalah untuk memperkuat dugaan keberadaan akuifer , dan kondisi geologi bawah permukaan. Hasil survei digambarkan dalam bentuk penampang tegak korelasi tahanan jenis batuan bawah permukaan. Lingkup dan tahapan pelaksanaan pekerjaan ini berturut-turut terdiri dari : penentuan lokasi titik sounding, pengukuran resistivitas di lapangan, analisis data pengukuran, pembuatan penampang-penampang resistivitas, pembuatan penampang-penampang tegak resistivitas batuan bawah permukaan, analisis dan korelasi geologi / hidrogeologi bawah permukaan.
Analisis terpadu ini ditujukan untuk menganalisis data pemetaan geologi dan hidrogeologi, serta hasil penyelidikan geolistrik yang dipertajam dengan survei teknik nuklir yaitu pengukuran radioaktivitas soil/batuan dan pengukuran intensitas gas radon.
Hasilnya adalah suatu kesimpulan tentang model akuifer yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan lokasi potensial untuk dilakukan pemboran eksplorasi airtanah-dalam. Penentuan lokasi pemboran berdasarkan hasil kegiatan pelacakan airtanah-dalam sebelumnya. Pekerjaan mobilisasi didahului dengan peninjauan awal lokasi dengan penekanan pada : cara kesampaian lokasi pemboran kondisi jalan yang akan dilalui), keberadaan sumber air pembilas dan cara pengadaannya serta ketersediaan sarana penunjang lapangan.
Persiapan pemboran meliputi : penyiapan lahan untuk operasi pemboran, pemasangan menara dan mesin bor, pembuatan kolam lumpur pemboran dan penyediaan air pembilas lumpur dan pemasangan pipa lindung permukaan (surface casing).
Selama operasi pemboran dilakukan pencatatan yang meliputi : tinggi muka airtanah dalam lubang pemboran, kecepatan penetrasi pemboran, sifat fisik lumpur pemboran dan indikasi zona - water losses/water flows.
Hasil pemeriksaan disusun dalam bentuk log litologi yang selanjutnya akan digunakan sebagai masukan dalam penyusunan desain konstruksi sumur bersama-sama dengan hasil diagrafi nuklir lubang bor
Diagrafi Nuklir Lubang Bor
Diagrafi nuklir lubang pemboran dilakukan pada lubang pemboran pilot hole, mulai dari permukaan sampai kedalaman total pemboran. Kegiatan ini dilaksanakan dengan peralatan diagrafi yang dilengkapi dengan probe (sonde) yang diantaranya meliputi : Gamma Ray, resistivity (short dan long normal), self potential dan neutron-neutron.
Dari hasil diagrafi nuklir ini dapat diketahui kedalaman akuifer yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan desain penempatan pipa-pipa saringan dan material selubung pada saat konstruksi sumur (desain konstruksi sumur).
Pekerjaan konstruksi sumur merupakan pekerjaan pemasangan pipa dan material selimut pipa di dalam lubang pemboran. Posisi pemasangan material-material di dalam lubang akan disesuaikan dengan desain konstruksi sumur, dapat mengalir bebas kedalam sumur tanpa hambatan.
Analisis terpadu dilaksanakan setelah selesai pekerjaan pembuatan sumur bor airtanah atau setelah memperoleh seluruh data lapangan dan laboratorium. Data analisa mencakup : hasil studi meja, hasil pelacakan, pemeriksaan keratan pemboran, pengujian geofisika lubang bor, parameter hasil uji pemompaan / uji kambuhan dan hasil analisa kwalitas air. Penekanan analisis adalah pada kondisi hidrogeologi umum, kondisi sumur dan kemampuan maksimum,disamping kwalitas air yang dihasilkan.

laporan lab juga

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI GEOFISIKA


Laporan Praktikum Fisika Dasar
PENARAAN TERMOMETER
(K.1.1)





Disusun Oleh

ARIS KRISWANTO

08/270374/PA/12287


YOGYAKARTA
SEPTEMBER
2009
PENERAAN TERMOMETER
(K.1.1)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Termometer sudah tidak asing lagi di telinga kita.termometer digunakan untuk mengukur temperature atau alat ukur panas.termometer memiliki banyak jenis,salah satunya adalah thermometer batang.termometer ini yang yang paling banyak kita jumpai. ada pula thermometer badan.termometer ini kusus digunakan untuk mengukur suhu badan.kita tahu bahwa informasi keadaan suhu sangatlah kita butuhkan karena dengan mengetahui tingkat suhu kita dapat menyasuaikan dengan keadaan kita.dengan mengetahui tingkat suhu kita juga dapat meramalkan cuaca.
B. Tujuan Percobaan
Dapat melakukan peneraan termometer.
II. DASAR TEORI
Thermometer badan memiliki skala dari 35º C sampai 42º C sehingga tidak dapat ditera secara langsung dengan es yang mencair dan air yang mendidih. Thermometer badan dapat ditera dengan thermometer batang.
Untuk mendapatkan titik didih air harus diingat dan diperhatikan barometer dan table titik didih. Pada pembacaan barometer harus melakukan korelasi sebagai berikut :
h = ht (1-0,000163t) (1)
dengan h = tekanan barometer terkorelasi (sesungguhnya)
ht =tekana barometer terbaca
t = suhu kamar (percepatan grafitasi di laboratorium adalah 978 )
jika titik didih pada tekanan udara seperti persamaan di atas dan menurut tabel adalah TºC, sedang pembacaan thermometer batang didalam bejana didih bºC dan pembacaan didalam bejana es aºC, maka harga skala thermometer batang adalah
(2)
Bila thermometer batang yang dimasukkan dalam air hangat menunjukkan tºC maka temperature yang sesungguhnya diperoleh dari persamaan :
Tx =(t-a) ºC (3)
Koreksi thermometer batang adalah selisih antara suhu sesungguhnya dan suhu terbaca, jadi tx-t. jika temometer badan menunjukkan t maka koreksi thermometer badan adalah tx-t.
III. METODE EKSPERIMEN
A. Alat dan Skema Alat
1. bejana didih 3. Thermometer batang dengan skala -10º sampai 110º C
2. bejana es 4. Thermometer batang dengan skala 35º sampai 42º C


B. Prosedur Percobaan
1. masukkanlah thermometer batang kedalam bejana es yang berisi es yang sedang mencair. Catatlah pembacaan thermometer ini . ulangi percobaan ini 5 kali atau lebih.
2. masukkanlah thermometer batang kedalam bejana didih. Catatlah pembacaanya. Catatlah juga pada saat ini pembacaan barometer dan thermometer kamar. Ulangi percobaan ini 5 kali.
3. buatlah air hangat dalam bejana gelas dengan temperature diukur dengan thermometer badan kira kira 40ºC. masukkanlah thermometer batang dan thermometer badan bersama sama kedalamnya . catatlah pembacaan thermometer batang waktu thermometer badan menunjukkan 40ºC,39ºC,38ºC,37ºC,36ºC,dan 35ºC.
4. ulangi percobaan 3 beberapa kali.
IV. ANALISA DATA
Tekanan udara dapat diperoleh dngan membaca barometer dan melakukan koreksi pada tekanan yang terbaca berdasar pers (1). Bila T (dari tabel titik didih) dan a & b telah diketahui, maka skala pada thermometer batang dapat dihitung berdasar pers (2). Skala tersebut digunakan untuk mencari suhu sesungguhnya dari thermometer batang dan thermometer badan pada pers (3). Nilai kesetaraan antara thermometer batang dan thermometer badan dapat diperoleh dari grafik hubungan antara nilai suhu sesungguhnya dari kedua thermometer tersebut.
V. HASIL PERCOBAAN
t kamar = 27˚C
barometer = 759,5 mmHg
Tabel 1. Pembacaan thermometer batang pada Bejana Es
No a˚C
1 6
2 5
3 6
4 5
5 7
a = = 5,8
a ± Δa = 5,8 ± 0,5
Tabel 2. Pembacaan thermometer batang pada Bejana Didih
No b˚C
1 86
2 85
3 88
4 86
5 85
b = = 86
b ± Δb = 86 ± 0,5
Tabel 3. Pembacaan Termometer batang dan Termometer badan
N0 t˚C tx˚C koreksi t’˚C tx’˚C koreksi
1 40 42,55 2,55 40 42,55 2,55
2 39,5 41,92 2,42 39 41,3 2,3
3 38,5 40,68 2,18 38 40,06 2,06
4 37,5 39,44 1,94 37 38,81 1,81
5 36,5 38,19 1,69 36 37,57 1,57
6 36 37,57 1,57 35 36,33 1,33















m = m =
m = m = 1
m1 = m1 =
m1 = m1 = 1,02
m2 = m2 =
m2 = m2 = 0,8

Δm =
Δm = 0,91
m ± Δm = 1 ± 0,91
h = ht(1-0,000163t)
h = 759,5(1-0,000163x27)
h = 753,85 mmHg
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum peneraan thermometer in menggunakan metode perhitungan dan menggunakan grafik.dari grafik tersebut dapat diketahui nilai kesetaraan antara thermometer batang dengan thermometer badan.dalam praktikum ini keberhasilan praktikum sangat bergantung pada suhu dan tekanan udara dalam ruang tersebut.oleh karena itu kita tidak boleh melakukan praktikum ini di sembarang tempat.dengan metode grafik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. kelebihanya antara lain adalah
1. lebih mudah untuk dipahami
2. lebih cepat menentukan nilai
3. relative lebih sederhana dari pada metode lain
4. praktikan juga dapat mempunyai gambaran dari data yang telah didapatkan
sedangkan kelemahanya yaitu
1. hanya mencakup baberapa data
2. kesulitian dalam mencari garis terbaik
3. kekurang akuratan dalam menentukan nilai karena keterbatasan skala
dalam praktikum kali ini tujuanya adalah menera. yaitu memperkirakan suhu sebenarnya yang dimiliki suatu zat.dengan memperhatikan suhu ruang dan tekanan udara.dalam praktikum ini praktikan harus berhati hati,misalnya dalam mengukur suhu es mencair dan air mendidih. dalm hal ini kita tidak boleh menggunakan thermometer badan karena thermometer badan hanya memiliki skala antara 35˚C sampai 42˚C.dengan mengetahui koreksi thermometer kita juga dapat menentukan koreksi barometer dengan menggunakan tabel kesetaraan.

VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dan perhitungan data diperoleh hasil sebagai berikut :
Tekanan barometer terkoreksi atau yang sesungguhnya adalah 783,85 mmHg
nilai kesetaraan antara thermometer batang dengan thermometer badan adalah 1 ± 0,91
suhu es yang mencair = 5,8˚C ± 0,5˚C
suhu air yang sedang mendidih = 86˚C ±0,5˚C

VIII. REFERENSI
Halliday D,Resnick R.1995. Fisika.john wiley & son.


Yogyakarta, 11 September 2009
Asisten Praktikan

Aris Kriswanto

laporan tugas lab

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI GEOFISIKA


Laporan Praktikum Fisika Dasar
KELEMBABAN UDARA
(K.1.2)





Disusun Oleh

ARIS KRISWANTO

08/270374/PA/12287


YOGYAKARTA
SEPTEMBER
2009
KELEMBABAN UDARA
(K.1.2)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kelembaban udara sadalah sesuatu yang sangat penting, karena ini akan sangat mempengaruhi temperature. Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air. jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara kering.
B. Tujuan Percobaan
Menentukan kelembaban udara suatu ruangan.

II. DASAR TEORI
Kelembaban udara ditentukan oleh banyaknya uap air dalam udara. Kalau tekanan uap air dalam udara mencapai maksimum . maka mulailah terjadi pengembunan. Temperature dimana terjadi pengembunan disebut titik embun.
Kelembaban mutlak adalah massa uap air dalam udara per satuan volume. Sedangkan kelembaban relative adalah perbandingan antara massa uap air per satuan volume dalam udara dengan massa uap air per satuan volume itu kalau tekananya sama dengan tekanan maksimum uap air pada temperatur udara, atau ditulis sebagai
Kelembaban relative =
Untuk menentukan tekanan uap air dalam udara, digunakan perumusan (Humpreys, 1940).
P=Pmax-0,00066 B(tk – tb) (1)



Dengan P = tekanan uap air dalam udara
Pm = tekanan uap air maksimum pada termperatur udara
B = barometer
tk = temperature yang ditunjukkan oleh tempreratur kering
tb = temperature yng ditunjukkan oleh temperature basah

III. METODE EKSPERIMEN
A. Alat dan Skema Alat
1. hygrometer putar (sling hygrometer) (lihat gambit 1)
2. hygrometer titik embun (dew pcint hygrometer) (lihat gambar 2)
3. tabel tabel




Sling Hygrometer Dew-Point Hygrometer


B Prosedur Percobaan
(1). Dengan sling hygrometer
1. catatlah suhu kamar dan kelembaban saat pengamatan dilakukan.
2. salah satu ujung thermometer dibashi dengan air sedang ujung yang lain dibiarkan kering.
3. sling hygrometer diputar selama 50kali putaran dan temperature kedua thermometer dicatat sebagai temperature kering(tk) dan temperature basah (tb).
4. langkah tersebut diulangi minimal 3 kali percobaan.
(2). Dengan dew point hygrometer
1. catatlah suhu kamar dan kelembaban saat pengamatan dilakukan.
2. cairan eter dimasukkan kedalam bumbung yang berdindsing luar mengkilat,tutup beserta termometernya.
3. eter dipaksa untuk menguap dengan cara memompa udara kedalam bumbung tersebut.
4. cata suhu thermometer saat dinding mulai berembun sebagai temperature kering(tk) dan saat mulai hilangnya embun sebagai temperature basah(tb).
5. langkah tersebut diulangi minimal 3 kali pengamatan.

IV. ANALISA DATA
Dalam percobaan ini, metode yang digunakan adalah metode perhitungan, yakni dengan mengolah data yang ada kedalam rumus yang dimiliki. Dari hasil pengamatan (B,tk,tb), hasil perhitungan P berdasar pers (1) dan hasil pembacaan tabel (pm, m) maka dapat dihitung “
˚ kelembaban relative = x 100%
˚ kelembaban mutlak = kelembaban relative x m
˚ titik embun =




Tabel
t = temperature, Pm = tek. max.uap air dalam mmHg
t˚C Pm Ρm x 10-6 t˚C Pm Ρm x 10-6 t˚C Pm ρm x 10-6
10 9,21 9,40 18 15,49 15,37 26 25,24 24,38
11 9,85 10,01 19 16,49 16,31 27 26,77 25,77
12 10,52 10,66 20 17,55 17,30 28 28,38 27,23
13 11,24 11,35 21 18,66 18,34 29 30,08 28,76
14 11,99 12,07 22 19,84 19,43 30 31,36 30,37
15 12,79 12,83 23 21,09 20,58 31 33,70 32,21
16 13,64 13,63 24 22,40 21,78 32 35,70 34,05
17 14,54 14,48 25 23,78 23,25
ρm = massa jenis uap air kenyang dalam gram/cm3






V. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
t = 28˚C,Pm = 28,38 mmHg, ρm = 27,23 x 10-6 gram/cm3
B = 76 cmHg = 76x 102 mmHg
Tabel 1. Menggunakan Sling Hygrometer

no tk (˚C) tb (˚C)
1 27 24
2 28 25
3 27 24
4 28 24
5 27 24
= 27,4
tb = = 24,2
tk ± Δtk = 27,4 ± 0,5
tb ± Δtb = 24,2 ± 0,5

P = Pm – 0,00066B(tk-tb)
P = 28,38 – 0,00066 x 76x102(27,4-24,2)
P = 12,33 mmHg
Kelembaban Relatif = x 100%
= x 100%
= 43,44%
Kelembaban Mutlak = Kelembabn Relatif x ρm
= 0,4344 x 27,23
= 11,83 mmHg
Titik embun =
=
= 25,8˚C




Tabel 2. Menggunakan Dew-Point Hygrometer
no tb (˚C) tk (˚C)
1 20 22
2 19 22
3 21 22
4 21 22
5 22 23

= 20,6
tk = = 22,2
tb ± Δtb = 20,6 ± 0,5
tk ± Δtk = 22,2 ± 0,5



P = Pm – 0,00066B(tk-tb)
P = 28,38 – 0,00066 x 76x102(22,2-20,6)
P = 20,35 mmHg
Kelembaban Relatif = x 100%
= x 100%
= 71,7 %

Kelembaban Mutlak = Kelembabn Relatif x ρm
= 0,717 x 27,23
= 19,52 mmHg
Titik embun =
=
=21,4˚C

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan metode perhitungan. yakni denan mengolah data yang ada ke dalam rumus yang dimiliki. metode perhitungan ini memiliki kelebihan dan kekurangnya masing masing. kelebihan dari metode ini adalah praktikan hanya sekedar memasukkkan data dalam rumus. praktikan juga tidak harus kesulitan menggambarkan grafiknya. kekurangan dari metode ini adalah kekurang akuratan hasil yang diperoleh. karena hanya terpaku pada rumus dn kurang terkontrolnya hasil percobaan. seharusnya ditambah dengan metode grafik agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan praktikan juga dapat melihat hubungan dari data data yang telah diperoleh dari percobaan yang dilakukan.
Praktikum ini menentukan kelembaban udara suatu ruangan.dengan cara meneliti terperatur di ruangan tersebut.karena temperature dapat menjadi tolak ukur untuk menentukan kelembaban udara.praktikum kali inipun masih terjadi sedikit penyimpangan data dari yang seharusnya.hal ini dikarenakan oleh kurang ketelitian praktikan dalam mengambil data,terutama saat melihat hasil pembacaan thermometer.dan mungkin karena keadaanb temperature yang kurang stabil.
Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan perbedaan temperature yang tidak terlalu besar. hal ini dapat menunjukkan bahwa percobaan sudah mendekati kebenaran. dan setelah masuk dalam perhitungan hasilnya juga baik.uap air kenyang adalah keadan dimana yekanan uap air mencapai maksimum,sedangkan kelembaban mutlak adalah besarnya kelembaban udara yang seharusnya.jadi uap air kenyang sangat tergantung dengan kelembaban mutlak.jika tekanan uap air mencapai titik maksumum maka keadaan itulah akan terjadi pengembunan.hal ini di sebut titik embun.

VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dan perhitungan data diperoleh hasil sebagai berikut :
menggunakan Sling Hygrometer
tekanan uap air dalam udara = 12,33 mmHg
kelembaban relatif = 43,44%
kelembaban mutlak = 11,83 mmHg
titik embun = 25,8˚C


menggunakan Dew-Point Hygrometer
tekanan uap air dalam udara = 20,35 mmHg
kelembaban relatif = 71,7 %
kelembaban mutlak = 19,52 mmHg
titik embun = 21,4˚C

VIII. DAFTAR PUSTAKA
Humpreys,W.J.1940.Physics of the air.The Maple Press Company.York.P.A,hal 15.

Yogyakarta, 11 september 2009
Asisten Praktikan


Aris Kriswanto

Jumat, 28 Agustus 2009

fbhfgnjhjh jhjm

Selasa, 30 Juni 2009

puisi

Cinta itu sprit kupu” makin d kejar makin ia menghindar,tapi jika kamu biarkan ia terbangt ia akan menghampirimu disaat kamu tak manduganya,cnta mampu membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakitimu,cinta akan terasa istimewa jika kau biarkan pada orang yang layak menerimanya,karena cinta bukanlah mencari seseorang yang sempurna,`tapi justru menemukan seseorang yang menjadikan diri kita sempurna,karena kesempurnaan itu bukanlah segala galanya,dan yang penting adalah kejujuran yang bisa membuat hati kita bisa saling terbuka . . . anis
Kita hidup di dunia ni bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai, , , tapi untuk belajar bagaimana mencintai seseorang yang kurng sempurna dengan cara yang sempurna . . .anis

awal

HA HA HA . . .
Bingung buat ngawalin semua, mungkin karena yang mau Q awlin ini adalah sesuatu yang sangat berarti.Eh, bentar dulu deh . . . emang berrti banget ya? Ya udah anggep aja penting.susah amat seh,,,!tapi sebenarnya dalam hati Q selalu berharap agar semua ini bisa menjadi yang sangat amat berarti sekali.
Kata HA HA HA dinggap oleh sebagian orang sebagai kata yang menyenangkan. Tapi menurut Q sangatlah berbeda. Karena dari kata HA HA HA ini akan mengawali sesuatu yang biasa tadi menjadi sesuatu yang sangat amat berate sekali
OKEdeh,,Q anggap kata kata tadi udah bisa jadi pengawalan dari pemikiranku ini.

Pertama tama marilah kita kenalan dulu kali ya,,
ARIS KRISWANTO
Q g tau artinya apaan , yang Q tau nama itu adalah pemberian dari orang tua Q,dulu waktu Q baru lahir atau boleh di bilang masih kecil banget katanya nama Q bukan ARIS KRISWANTO,tapi . . . ARIS , , , sapa gitu,!tapiu udah lah, gak penting juga koq,ini dulu ya . . . tar lama lama juga kenal ndiri ama Q,

Sekarang kita bahas masalah CINTA ,Cinta itu buta,Cinta itu indah,Cinta itu sakit,Cinta itu . . . ya cinta, udahlah anggap ja cinta itu biasa.Cinta itu gak berharga,cinta itu gampang,cinta itu gak penting, KARENA CINTA TU BIASA.Sama dengan yang Q alamin sekarang ini,Sekarang Q punya banyak cinta, Cinta kepada tuhan, orang tua , saudara, temen temen,pacar,selingkuhan,penggemar,banyak banget kan.
Sekarang Q mau critain tentang pacar,selingkuhan dan temen Q.Q punya pacar namanya ARIESTA DIANA PUTRI.Anehnya , selama ini ni Q belum pernah liat dia secara langsung.setelah Q crita ke temen temen Q ,mereka semua bilang kalo Q tu aneh banget.setelah Q critain tentang hubunganQ ini pasti mereka ingin lebih tau lagi,pasti mereka penasaran dan terkagum kagum.kalau Q seh nganggepnya biasa biasa aja tu.mungkin karena dari awal Q anggep kalau cinta itu biasa.jadi ya biasa aja.

Selasa, 16 Juni 2009

tugas kwn

DEPARTEMENT PENDIDKAN NASIONAL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI GEOFISIKA


TUGAS
KEWARGANEGARAAN
SISTEM EKONOMI

Disusun Oleh

ARIS KRISWANTO

08/270374/PA/12287


YOGYAKARTA
JUNI
2009



Ekonomi Neoliberalisme
Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan oleh pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan Distorsi dan High Cost Economy yang kemudian akan berujung pada tindakan koruptif.Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi.
Dalam kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya dengan pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politis, menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi, dan/atau intervensi militer. Pembukaan pasar merujuk pada perdagangan bebas.
Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan tekanan politik multilateral, melalui berbagai kartel pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank Dunia. Ini mengakibatkan berkurangnya wewenang pemerintahan sampai titik minimum. Neoliberalisme melalui ekonomi pasar bebas berhasil menekan intervensi pemerintah (seperti paham Keynesianisme), dan melangkah sukses dalam pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Untuk meningkatkan efisiensi korporasi, neoliberalisme berusaha keras untuk menolak atau mengurangi kebijakan hak-hak buruh seperti upah minimum, dan hak-hak daya tawar kolektif lainnya.
Neoliberalisme bertolakbelakang dengan sosialisme, proteksionisme, dan environmentalisme. Secara domestik, ini tidak langsung berlawanan secara prinsip dengan poteksionisme, tetapi terkadang menggunakan ini sebagai alat tawar untuk membujuk negara lain untuk membuka pasarnya. Neoliberalisme sering menjadi rintangan bagi perdagangan adil dan gerakan lainnya yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan sosial yang seharusnya menjadi prioritas terbesar dalam hubungan internasional dan ekonomi.

Bagi kaum liberal, pada awalnya kapitalisme dianggap menyimbolkan kemajuan pesat eksistensi masyarakat berdasarkan seluruh capaian yg telah berhasil diraih. Bagi mereka, masyarakat pra-kapitalis adalah masyarakat feodal yang penduduknya ditindas.
Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan pasar, dengan pembenaran mengacu pada kebebasan.Seperti pada contoh kasus upah pekerja, dalam pemahaman neoliberalisme pemerintah tidak berhak ikut campur dalam penentuan gaji pekerja atau dalam masalah-masalah tenaga kerja sepenuhnya ini urusan antara si pengusaha pemilik modal dan si pekerja. Pendorong utama kembalinya kekuatan kekuasaan pasar adalah privatisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, terlebih pada usaha-usaha industri yang dimiliki-dikelola pemerintah.
Tapi privatisasi ini tidak terjadi pada negara-negara kapitalis besar, justru terjadi pada negara-negara Amerika Selatan dan negara-negara miskin berkembang lainnya. Privatisasi ini telah mengalahkan proses panjang nasionalisasi yang menjadi kunci negara berbasis kesejahteraan. Nasionalisasi yang menghambat aktivitas pengusaha harus dihapuskan.
Revolusi neoliberalisme ini bermakna bergantinya sebuah manajemen ekonomi yang berbasiskan persediaan menjadi berbasis permintaan. Sehingga menurut kaum Neoliberal, sebuah perekonomian dengan inflasi rendah dan pengangguran tinggi, tetap lebih baik dibanding inflasi tinggi dengan pengangguran rendah. Tugas pemerintah hanya menciptakan lingkungan sehingga modal dapat bergerak bebas dengan baik.
Dalam titik ini pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan memotong pengeluaran, memotong biaya-biaya publik seperti subsidi, sehingga fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan publik harus dikurangi.
Akhirnya logika pasarlah yang berjaya diatas kehidupan publik. Ini menjadi pondasi dasar neoliberalism, menundukan kehidupan publik ke dalam logika pasar. Semua pelayanan publik yang diselenggarakan negara harusnya menggunakan prinsip untung-rugi bagi penyelenggara bisnis publik tersebut, dalam hal ini untung rugi ekonomi bagi pemerintah. Pelayanan publik semata, seperti subsidi dianggap akan menjadi pemborosan dan inefisiensi. Neoliberalisme tidak mengistimewakan kualitas kesejahteraan umum.
Tidak ada wilayah kehidupan yang tidak bisa dijadikan komoditi barang jualan. Semangat neoliberalisme adalah melihat seluruh kehidupan sebagai sumber laba korporasi. Misalnya dengan sektor sumber daya air, program liberalisasi sektor sumber daya air yang implementasinya dikaitkan oleh Bank Dunia dengan skema watsal atau water resources sector adjustment loan. Air dinilai sebagai barang ekonomis yang pengelolaannya pun harus dilakukan sebagaimana layaknya mengelola barang ekonomis. Dimensi sosial dalam sumberdaya public goods direduksi hanya sebatas sebagai komoditas ekonomi semata. Hak penguasaan atau konsesi atas sumber daya air ini dapat dipindah tangankan dari pemilik satu ke pemilik lainnya, dari satu korporasi ke korporasi lainnya, melalui mekanisme transaksi jual beli. Selanjutnya sistem pengaturan beserta hak pengaturan penguasaan sumber air ini lambat laun akan dialihkan ke suatu badan berbentuk korporasi bisnis atau konsursium korporasi bisnis yang dimiliki oleh pemerintah atau perusahaan swasta nasional atau perusahaan swasta atau bahkan perusahaan multinasional dan perusahaan transnasional.
Satu kelebihan neoliberalisme adalah menawarkan pemikiran politik yang sederhana, menawarkan penyederhanaan politik sehingga pada titik tertentu politik tidak lagi mempunyai makna selain apa yang ditentukan oleh pasar dan pengusaha. Dalam pemikiran neoliberalisme, politik adalah keputusan-keputusan yang menawarkan nilai-nilai, sedangkan secara bersamaan neoliberalisme menganggap hanya satu cara rasional untuk mengukur nilai, yaitu pasar. Semua pemikiran diluar rel pasar dianggap salah.
Kapitalisme neoliberal menganggap wilayah politik adalah tempat dimana pasar berkuasa, ditambah dengan konsep globalisasi dengan perdagangan bebas sebagai cara untuk perluasan pasar melalui WTO, akhirnya kerap dianggap sebagai Neoimperialisme.
Di Indonesia, walaupun sebenarnya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal telah dimulai sejak pertengahan 1980-an, antara lain melalui paket kebijakan deregulasi dan debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif menemukan momentumnya setelah Indonesia dilanda krisis moneter pada pertengahan 1997.
Menyusul kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington melalui penanda-tanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak, yang sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell. Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI, PT. Tambang Timah dan Aneka Tambang.
Kritik terhadap neoliberalisme terutama sekali berkaitan dengan negara-negara berkembang yang aset-asetnya telah dimiliki oleh pihak asing. Negara-negara berkembang yang institusi ekonomi dan politiknya belum terbangun tetapi telah dikuras sebagai akibat tidak terlindungi dari arus deras perdagangan dan modal. Bahkan dalam gerakan neoliberal sendiri terdapat kritik terhadap banyaknya negara maju telah menuntut negara lain untuk meliberalisasi pasar mereka bagi barang-barang hasil industri mereka, sementara mereka sendiri melakukan proteksi terhadap pasar pertanian domestik mereka.
Pendukung antiglobalisasi adalah pihak yang paling lantang menentang neoliberalisme, terutama sekali dalam implementasi "pembebasan arus modal" tetapi tidak ada pembebasan arus tenaga kerja. Salah satu pendapat mereka, kebijakan neoliberal hanya mendorong sebuah "perlombaan menuju dasar" dalam arus modal menuju titik terendah untuk standar lingkungan dan buruh.
Ekonomi pancasila
Sistem Ekonomi Pancasila sendiri secara umum dapat diartikan sebagai sistem ekonomi yang memadukan ideologi-konstitusonal (Pancasila dan UUD 1945) bangsa Indonesia dengan Sistem Ekonomi Campuran –Sistem Ekonomi Pasar Terkelola yang diwujudkan melalui kerangka demokrasi ekonomi serta dijabarkan dalam langkah-langkah ekonomi yang berpihak dan pemberdayaan seluruh lapisan masyarakat, yang ditujukan untuk mewujudkan tercapainya masyarakat adil dan makmur.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila menurut Emil Salim adalah sebagai berikut:
1. peranan Negara beserta aparatur ekonomi negara adalah penting, tetapi tidak dominan agar dicegah tumbuhnya sistem etatisme (serba negara). Peranan swasa adalah penting, tapi juga tidak dominan agar dapat dicegah tumbuhnya free fight. Dalam Sistem Ekonomi Pancasila, usaha negara dan swasta tumbuh berdampingan dengan perimbangan tanpa dominasi berlebihan satu terhadap yang lain.
2. hubungan kerja antar lembaga-lembaga ekonomi tidak didasarkan pada dominasi modal, seperti halnya dengan sistem ekonomi kapitalis. Juga tidak ddasarkan pada dominasi buruh, seperti halnya dalam sistem ekonomi komunis, tetapi asas kekeluargaan –menurut keakraban hubungan antar manusia.
3. masyarakat sebagai satu kesatuan memegang peranan sentral dalam Sistem Ekonomi Pancasila. Produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau kepemilikan anggota-anggota masyarakat. Masyarakat adalah unsur ekonomi non negara yakni ekonomi swasta. Dalam ekonomi swasta ini yang menonjol bukan perorangan tetapi masyarakat sebagai satu kesatuan. Tekanan pada masyarakat tidak berarti mengabaikan individu, tetapi langkah individu harus serasi dengan kepentngan masyarakat.
4. negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam lainnya yang terkandung dalam bumi dan yag merupakan pokok bagi kemakmuran masyarakat. Dalam pelaksanaannya perlu dijaga supaya sistem yang berkembang tidak mengarah pada etatisme. Oleh karena itu hak menguasai oleh negara harus dilihat dalam konteks pelaksanaan dan kewajiban negara sebagai:
a. pemilik
b. pengatur
c. perencana
d. pelaksana dan
e. pengawas
5. tidak bebas nilai. Bebas nilai inilah yang mempengaruhi perilaku para pelaku ekonomi. Sistem yang dikembangkan bertolak dari ideologi yag dianut, yakni Pancasila. Ideologi Pancasila masih terus berkembang sesuai dengan dinamika pertumbuhan masyarakat, namun kelima sila secara utuh harus dijadikan leitstar (bintang pengarahan), kearah mana sistem nilai dikembangkan.


Pemikiran Mubyarto
Sistem Ekonomi Pancasila adalah “aturan main” kehidupan ekonomi atau hubungan-hubungan ekonomi antar pelaku-pelaku ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral Pancasila dengan tujuan akhir mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Etika Pancasila adalah landasan moral dan kemanusiaan yang dijiwai semangat nasionalisme (kebangsaan) dan kerakyatan, yang kesemuanya bermuara pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Intisari Pancasila (Eka Sila) menurut Bung Karno adalah gotongroyong atau kekeluargaan, sedangkan dari segi politik Trisila yang diperas dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa (monotheisme),sosio-nasionalisme,dansosio-demokrasi. Praktek-praktek liberalisasi perdagangan dan investasi di Indonesia sejak medio delapanpuluhan bersamaan dengan serangan globalisasi dari negara-negara industri terhadap negara-negara berkembang, sebenarnya dapat ditangkal dengan penerapan sistem ekonomi Pancasila. Namun sejauh ini gagal karena politik ekonomi diarahkan pada akselerasi pembangunan yang lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi tinggi ketimbang pemerataan hasil-hasilnya.
Ekonomi kerakyatan
Konsep “ekonomi kerakyatan” atau adakalanya disebut “ekonomi rakyat” yang kini dikenal luas telah menapaki jalan panjang yang berliku. Selain Bung Hatta, beberapa pemikir yang belakangan gencar memperkenalkan dan memperjuangkan “ekonomi kerakyatan” antara lain adalah Mubyarto, Kwik Kian Gie, dan kemudian meluas dalam kalangan LSM. Meski demikian, eksistensi konsep ekonomi rakyat sebagai suatu kebijakan resmi pemerintah hingga kini timbul tenggelam karena ketidakpastian komitmen rezim yang berkuasa. Dari sisi etimologis, menutut Mubyarto, ekonomi rakyat bukan berasal dari dua kata yang terpisah, yakni “ekonomi” dan “rakyat” tetapi muncul sebagai lawan dari “ekonomi konglomerat”. Intinya, ekonomi rakyat adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan rakyat sesuai dengan Pasal 33 ayat 1 UUD 45 dan sila ke empat Pancasila (Bobo, 2003). Artinya, rakyat harus berpartisipasi penuh secara demokratis dalam menentukan kebijaksanaan ekonomi dan tidak menyerahkan begitu saja keputusan ekonomi kepada kekuatan atau mekanisme pasar. Ukuran apakah sistem ekonomi rakyat telah dijalankan atau tidak, terletak pada implementasinya dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam ekonomi rakyat, aturan mainnya adalah keadilan ekonomi, yaitu aturan main tentang ikatan-ikatan ekonomi yang didasarkan pada etika.
Ekonomi rakyat muncul sebagai akibat adanya kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat (Kartasasimita, 1996). Kegiatan ekonomi masyarakat lapisan bawah inilah yang disebut ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat dapat dikenal dari ciri-ciri pokoknya yang bersifat tradisional, skala usaha yang kecil, dan kegiatan atau usaha ekonomi bersifat sekedar untuk bertahan hidup (survival). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi rakyat adalah ekonomi partisipatif yang memberikan akses wajar dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat dalam memperoleh input, proses produksi, distribusi, dan konsumsi tanpa ada hambatan masuk ke pasar, serta dalam pengelolaannya menjamin kelestarian sumberdaya alam pendukungnya. Lebih jauh, pengertian “jaringan ekonomi kerakyatan” adalah sistem susunan dan hubungan antara berbagai kelembagaan ekonomi baik secara horisontal maupun secara vertikal yang ada dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, transformasi kelembagaan tradisional untuk memperkuat jaringan ekonomi kerakyatan di pedesaan menyangkut transformasi dari beberapa jenis kelembagaan yang ada serta menyangkut aspek struktur kelembagaan, tugas pokok dan fungsi yang dijalankan, serta sistem tata hubungan antar kelembagaan baik secara horisontal maupun secara vertikal. Kesenjangan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat sulit dihilangkan, bahkan ada kecenderungan melebar. Kesenjangan yang ada disebabkan adanya perbedaan dalam: pemilikan sumberdaya produktif (lahan dan modal), penguasaan teknologi, akses ke pasar dan kepada sumber-sumber informasi, keterampilan manajemen, serta adanya dampak globalisasi ekonomi. Meskipun integrasi sistem ekonomi tradisional ke dalam sistem ekonomi modern sudah berlangsung, namun hasilnya menambah jurang kesenjangan yang ada. Kondisi di atas menjadikan sulitnya melakukan transformasi dari struktur masyarakat agraris menjadi struktur yang berdasarkan perkembangan industri dan pertanian secara seimbang (Tjondronegoro, 1999). John Commons dalam Mubyarto (2002), mengakui prinsip ekonomi neoklasik tentang kelangkaan (scarcity) dan asas efisiensi untuk mengatasinya, tetapi berbeda dengan teori ekonomi klasik dalam cara-cara mencapai “harmoni” atau “keseimbangan”. Bukan dengan menyerahkannya pada mekanisme pasar melaui persaingan (competition), tetapi melalui kerjasama (cooperation) dan tindakan bersama (collective action). Diharapkan akan tercapai keseimbangan antara pertumbuhan dalam jangka pendek di satu sisi dan aspek pemerataan dan sustainabilitas dalam jangka panjang di sisi lain.
`Perbedaan Dari Beberapa Sistem Ekonomi Diatas :
Ekonomi Neoberalisme
1. Mengarah pada penciptaan Distorsi dan High Cost Economy
2. Memfokuskan pada pasar bebas
3. Wewenang pemerintah berkurang
4. Menawarkan pemikiran politik yang sederhana
5. Pembebasan arus modal


Ekonomi Pancasila
1. Memadukan Ideologi dengan Konstitusional
2. Usaha Negara dan swasta tumbuh berdampingan
3. Asas kekeluargaan
4. Pemerintah berkuasa atas perekonkmian Negara
5. Tidak bebas nilai
Ekonomi Kerakyatan
1. Berbasis pada kekuatan rakyat
2. Timbul akibat kesenjangan social
3. Bersifat tradisional dan skala usaha yang kecil
Persamaan :
Sebenarny semua sistem ekonomi ini bertujuan sama yaitu demi memajukan bangsa dan Negara. Tetapi yang hampir sama adalah sistem ekonomi pancasila dengan sistem ekonomi kerakyatan. Kedua sistem ini membutuhkan dukungan dari rakyat.
Sistem Perekonomian Yang Tepat di Indonesia
Saya menilai Indonesia lebih tepat melaksanakan ekonomi campuran atau yang dikenal pada era orde baru dengan sistem ekonomi Pancasila, Indonesia tidak bisa lepas dari sistem ekonomi liberal, karena perekonomian negara ini masih bergantung pada Amerika Serikat.
Sebagai contoh ketika krisis ekonomi global melanda dunia, khususnya Amerika Serikat, ekspor tekstil Indonesia macet total. Ini menandakan, kita masih sangat tergantung dengan Amerika, sehingga mau tidak mau pelaku ekonomi kita menganut liberal. Namun, sistem ekonomi liberal tidak bisa 100 persen diterapkan, karena sebagai negara berkembang campur tangan pemerintah masih diperlukan, ekonomi liberal atau yang sekarang populer neoliberal tidak bisa diterapkan di Indonesia, karena sistem tersebut hanya menguntungkan dua golongan, yakni pemilik modal dan perbankan, sementara di negara ini penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan masih tinggi. Jadi, pertumbuhan ekonomi pada sistem liberal hanya bisa dirasakan oleh dua kelompok tersebut, padahal perekonomian harus dirasakan semua lapisan masyarakat. Oleh karenanya, siapapun yang akan menjadi presiden mendatang, maka sistem ekonomi yang akan diterapkan di Indonesia adalah ekonomi Pancasila atau campuran, dimana peran pemerintah masih sangat dibutuhkan untuk mebangun ekonomi kerakyatan. Menyinggung program ekonomi tiga pasangan calon presiden dan wapres mendatang, Menurut saya program ekonomi pasangan Jusuf Kalla-Wiranto masih realistis dibandingkan dua pasangan lainnya. Konsep ekonomi JK-Win lebih mengutamakan sektor riel, sehingga perekonomian Indonesia akan lebih cepat berkembang. Jadi slogan pasangan JK-Win `lebih cepat lebih baik` sangat tepat dengan konsep ekonominya yang mengutamakan sektor riel, sehingga mereka mematokan pertumbuhan ekonomi mencapai 6-7 persen. Sedangkan konsep ekonomi dari pasangan Mega-Prabowo terlihat terlalu muluk muluk melihat keadaan Negara kita saat ini. Sementara, konsep ekonomi pasangan SBY-Boediono, menurut saya, akan tetap menerapkan sistem ekonomi sebelumnya atau yang sudah berjalan selama ini.Menanggapi konsep neoliberalisme yang disebut-sebut dianut Boediono, ia menyatakan, sebagai negara berkembang sulit rasanya menerapkan eknomi liberal, karena Indonesia masih memerlukan campur tangan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat..
Oleh karena itu negara kita harus berusaha untuk bebas dari virus neoliberalisme, jika kita mampu mencapai fundamental ekonomi kuat dan berkelanjutan yang bercirikan maka : laju pertumbuhan ekonomi tinggi, yang didukung :
Pertama, perluasan kesempatan kerja, rakyat yang memasuki pasar kerja memperoleh kesempatan kerja dan hidup layak.
Kedua, perkembangan harga barang dan jasa serta nilai tukar stabil terkendali, kebijakan moneter berhasil menjamin stabilitas moneter yang berlanjut.
Ketiga, kekurangan negara (APBN) dalam kondisi sehat; tidak lagi mengalami defisit berkepanjangan sehingga negara tidak dalam kondisi debt trap (perangkap utang) dan "dipaksa" menjual aset untuk memenuhi kewajiban utang jatuh tempo, kebijakan fiskal yang menjamin terjadinya stimulus ekonomi untuk pertumbuhan.
Keempat, kondisi moneter perbankan yang prudent dan sehat; bank mampu menjadi lembaga intermediasi yang sehat, mampu mengerahkan dana pihak ketiga (penyimpan) untuk disalurkan ke dunia bisnis, untuk pertumbuhan dan perluasan kesempatan kerja.
Kelima, kondisi neraca pembayaran yang favorable (ekspor-impor) sehingga tidak hanya cadangan devisa bertambah (surplus), tetapi juga terjadi perluasan kesempatan kerja karena meningkatnya komoditas ekspor.Keenam, terjadi sustainable development karena pembangunan yang ramah lingkungan.






Referensi
http://id.wikipedia.org/neoliberalisme.
Abimanyu, Anggito. Ekonomi Indonesia Baru: Kajian dan Alternatif Solusi Menuju Pemulihan. Elek Media Komputindo. Jakarta. 2000.
Rachbini, Didik J. Politik Ekonomi Baru menuju Demokrasi Ekonomi. Cetakan Pertama, Grasindo, Jakarta, 2001.
Rintuh, Cornelis. Perekonomian Indonesia, Edisi Pertama, Cetakan pertama, Liberty, Yogyakarta, 1995.
Subandi. 2005. Sistem Ekonomi Indonesia. Edisi pertama. Alfabeta Bandung.
Suroso, P.C, dkk. Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa. Cetakan keempat. Gramedia. Jakarta, 1997.
http://e-banten.com/money/738-ekonomi-kerakyatan-jangan-cuma-wacana.
http://www.news.id.finroll.com.

tugas metkom

UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
MAKALAH METODE KOMPUTASI GEOFISIKA
PENGOLAHAN DATA GEMPA DAERAH 00LS - 200LS dan 1220BT- 1240BT
(Daerah selatan Sulawesi )



NAMA : ARIS KRISWANTO
NIM : 08/270374/PA/12287
PRODI : GEOFISIKA

YOGYAKARTA
JUNY 2009


BAB I

1.1 Pendahuluan
Bumi tersusun dari berbagai lapisan, pada lapisan paling atas yatu pada bagian kerak bumi melakukan gerakan konstan akibat aksi kekuatan dari dalam perut bumi. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya peninggian dan penurunan permukaan tanah, penekanan terhadap lapisan-lapisan hingga membentuk lipatan-lipatan dan pemecahan lapisan batuan.
Pergerakan ini timbul disebabkan kekuatan tektonik, yang aktifitasnya menimbulkan perubahan-perubahan yang esensial dalam strukur lapisan kerak bumi. Aktifitas yang bersumber dari tenaga dalam (internal force) bumi dapat dilihat dalam beberapa cara, diantaranya yang paling membahana dan berbahaya adalah aktifitas tenaga dalam bumi yang menimbulkan gempa bumi.
Gempa bumi dibagi dalam 3 kelompok, tergantung kepada penyebabnya :
a) Gempa bumi reruntuhan ( fall earthquakes ), terjadi akibat runtuhnya batu – batu raksasa dari sisi gunung, atau akibat runtuhnya gua – gua besar. Radius getarnya tidak begitu terasa.
b) Gempa bumi vulkanis ( volcanic earthquakes), terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapi. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului erupsi gunung berapi, tetapi lebih sering terjadi bersamaan. Getaran gempa ini lebih terasa disbanding getaran gempa reruntuhan, dimana getaranya terasa di daerah yang lebih luas.
c) Gempa bumi tektonik (tectonic earthquakes), diiringi oleh proses-proses pembuatan lapisan gunung-gunung dan pegunungan. Gempa tektonik adalah gempa yang paling sering terjadi dan menimbulkan korban jiwa. Gempa ini terjadi terutama di dalam lapisan batuan sialic , pada kedalaman sampai 70 km.
Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia sering dilanda gempa bumi tektonik.
Lokasi pusat gempa bumi yang merupakan awal pelepasan energy yang merambatkan gelombang atau getaran disebut hiposentrum atau focus gempa. Proyeksi hiposentrum ke permukaan bumi disebut episentrum. Berdasarkan kedalaman focus, gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Gempa dangkal dengan kedalaman 0 – 70 km
2. Gempa sedang dengan kedalaman 70 – 300 km
3. Gempa dalam dengan kedalaman >300 km
Gempa dapat dicatat dengan seismograf. Intensitas dan besar gempa diukur dengan skala intensitas dan besar. Skala gempa yang umum dipergunakan antara lain skala Richter, yaitu skala besar berdasarkan jumlah gerakan tanah yang dicatat oleh seismograf. Skala Richter merupakan skala logaritma. Kenaikan satu skala, berarti kenaikan sepuluh kali lipat besarnya gempa. Skala kedua adalah skala Mercalli, yang didasarkan atas seberapa besar jumlah kerusakan pada permukaan yang disebabkan gempa.




















BAB II

2.1 Pengambilan Data Gempa
Data gempa yang diambil berasal dari USGS National Earthquakes Information Center. Titik pusat pengambilan data adalah pada daerah 00LS - 200LS dan 1220BT- 1240BT . Dengan luas sekitar 625000 km2. Daerah ini meliputi bagian selatan sulawesi. Antara lain pulau flores, kupang, kendar dan sekitarnya.
Pada daerah ini data gempa diambil dari tanggal 04 januari 1973 sampai pada 27 april 2009. Dalam rentang waktu ini terjadi sebanyak 1675 kali gempa bumi dengan kekuatan yang bervariasi. Dari data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah ini merupakan daerah yang cukup aktif pergerakan lempengnya. Hal ini ditandai dengan seringnya terjadi gempa di daerah sekitar lokasi pengambilan data.

2.2 Grafik Dan Pengolahan Data
Pada pengolahan data digunakan beberapa software yaitu Microsoft® excel 2007, surfer® 8.1. Matlab R2008a. secara umum pengolahan data dapat dijabarkan sebagai berikut :
 Data yang masih dalam format HTM document, dijadikan dalam format notepad (format .txt ). Data kemudian di import ke dalam Excel, untuk diproses :
 Remove missing data, data-data yang kosong dihilangkan
(ada sebagian data yang dibiarkan)
 Mengubah tanggal dalam format dd/mm/yy
 Mengubah original time dalam bentuk hari
 Sortasi data berdasarkan besarnya magnitude
 Melakukan perhitungan.




Pengolahan data gempa dapat dikelompokkan sebagai berikut.
A. Pengolahan data berdasarkan frekuensi gempa.
Berdasarkan frekuensi gempa yang terjadi maka dapat dielompokkan berdasarkan depth dan magnitude gempa tersebut.

 Frekuensi berdasarkan magnitude gempa
Setelah dikelompokkan berdasarkan kelasnya maka dapat diperoleh data sebagai berikut :
magnitude titik tengah frekuensi
0 ‐ 0,50 0,25 0
0,51 ‐ 1,00 0,75 0
1,01 ‐ 1,50 1,25 0
1,51 ‐ 2,00 1,75 0
2,01 ‐ 2,50 2,25 0
2,51 ‐ 3,00 2,75 2
3,01 ‐ 3,50 3,25 24
3,51 ‐ 4,00 3,75 168
4,01 ‐ 4,50 4,25 508
4,51 ‐ 5,00 4,75 560
5,01 ‐ 5,50 5,25 213
5,51 ‐ 6,00 5,75 43
6,01 ‐ 6,50 6,25 13
6,51 ‐ 7,00 6,75 1
7,01 ‐ 7,50 7,25 1
7,51 ‐ 8,00 7,75 2
jumlah data 1535


Dari data yang diperoleh diatas maka dapat diperoleh grafik sebagai berikut magnitude berdasarkan kelas pada sumbu X dan frekuensi gempa pada sumbu Y.



Pada grafik diatas maka dapat diperoleh bahwa di daerah selatan sulawesi sering terjadi gempa dengan kekuatan relative sedang yaitu antara 4,01 – 5,00. Hal ini ditandai dengan gempa yang sering terjadi adalah gempa pada magnitude 4,01 – 5,00. Data yang dapat di olah untuk mencari bvalue pada daerah tersebut adalah data dari magnitude dibandingkan dengan log jumlahnya.diperoleh data sebagai berikut.
magnitude jmlah (N) log N
3,1 1 0
3,2 3 0,477121
3,3 4 0,60206
3,4 4 0,60206
3,5 12 1,079181
3,6 16 1,20412
3,7 24 1,380211
3,8 24 1,380211
3,9 42 1,623249
4 62 1,792392
4,1 87 1,939519
4,2 76 1,880814
4,3 91 1,959041
4,4 124 2,093422
4,5 130 2,113943
4,6 135 2,130334
4,7 127 2,103804
4,8 120 2,079181
4,9 92 1,963788
5 86 1,934498
5,1 77 1,886491
5,2 43 1,633468
5,3 39 1,591065
5,4 31 1,491362
5,5 23 1,361728
5,6 19 1,278754
5,7 11 1,041393
5,8 6 0,778151
5,9 4 0,60206
6 3 0,477121
6,1 4 0,60206
6,2 5 0,69897
6,3 2 0,30103









Dari data yang diperoleh diatas maka dapat diperoleh grafik sebagai berikut magnitude berdasarkan kelas pada sumbu X dan log jumlah gempa pada sumbu Y.




Data yang bisa di pakai dalam mencari b value hanya data dari magnitude 4,6 – 6,3 saja.
magnitude log N
4,6 2,130334
4,7 2,103804
4,8 2,079181
4,9 1,963788
5 1,934498
5,1 1,886491
5,2 1,633468
5,3 1,591065
5,4 1,491362
5,5 1,361728
5,6 1,278754
5,7 1,041393
5,8 0,778151
5,9 0,60206
6 0,477121
6,1 0,60206
6,2 0,69897
6,3 0,30103

Diperoleh grafik sebagai berikut

Dari grafik kita dapat menyimpulkan besarnya bvalue adalah 1,15. Denagn cara mencari m (gradien garis) dari grafik.



 Frekuensi berdasarkan kedalaman (depth)
Depth dikelompokkan berdasarkan kelasnya maka diperoleh data sebagai berikut :
Depth frekuensi
00-30,0 169
31,0-60,0 687
61,0-90,0 124
91,0-120,0 151
121,0-150,0 113
151,0-180,0 97
181,0-210,0 81
211,0-240,0 46
241,0-270,0 45
271,0-300,0 26
301,0-330,0 7
331,0-360,0 1
361,0-390,0 1
391,0-420,0 1
421,0-450,0 1
451,0-480,0 1
481,0-510,0 5
511,0-540,0 5
541,0-570,0 23
571,0-600,0 45
601,0-630,0 21
631,0-660,0 22
661,0-690,0 3














Dari grafik diatas maka dapat diperoleh grafik dengan menggunakan depth pada sumbu X, dan frekuensi pada sumbu Y :

Dari data grafik tersebut maka dapat diperoleh bahwa gempa yang sering terjadi adalah jenis gempa pada kedalaman dangkal atau gempa dangkal, yang mana gempa sering terjadipada kedalaman 30 – 60 km.

B. Gempa Berdasarkan Rentang Waktunya (time series).
Gempa berdasarkan waktunya adalah pengolahan data dari gempa yang didasarkan atas jarak dari suatu gempa ke gempa lainya. Dari hal ini dapat dilihat kecendrungan jarak dari suatu gempa ke gempa lainya, dan bisa memprediksikan kapan gempa berikutnya terjadi, walaupun hal itu sampai saat sekarang ini masih belum bisa di aplikasikan.
Pada pengolahan data ini digunakan Microsof Excel, terlebih dahulu diukur dulu jarak dari suatu gempa ke gempa yang pertama kali terjadi. Jadi Cuma ada 1 patokan gempa tersebut terjadi.

 Time Series Berdasarkan Magnitude.
Setelah dilakukan pengolahan data pada Microsof Excel maka diperoleh grafik time series dari magnitude gempa sebagai berikut :




Dari grafik diatas dapat diperoleh data bahwa gempa yang berkekuatan cukup besar (>6 SR) rata rata terjadi setiap 4000 hari sekali.sedangkan gempa yang terbesar yaitu >7 SR tidak dapat diketahui waktunya karena data yang didapatkan dari kekuatan segitu sangat sedikit sehingga sulit untuk mencari jarak dari gempa tersebut.
Dari data tersebut juga dapat diperoleh bahwa gempa yang terjadi di daerah selatan sulawesi kekuatanya relative menurun dari tahun ketahun, tetapi karena penurunan kekuatan gempa ini terjadi sebuah gempa yang cukup besar dengan kekuatan lebih dari 7 SR, jadi penurunan kekuatan gempa bisa saja mengakibatkan sebuah gempa yang dahsyat karena energy yang terkumpul disatukan dan menghasilkan kekuatan yang dahsyat.




 Time series berdasarkan kedalaman gempa (depth)
Time series terhadap kedalaman beguna untuk mengetahui rentang waktu gempa terhadap kedalamanya, grafiknya sebagai berikut:



Dari grafik diatas dapat diperoleh bahwa dalam jarak waktu tertentu terjadi gempa dengan kedalaman yang sama. Hal ini dapat membuktikan bahwa gempa tersebut terjadi secara periodic dan berulang-ulang berdasarkan jarak waktu tertentu.

C. Gempa berdasarkan fft nya
Dari pengolahan data yang dilakukan diperoleh data hasil fft data gempa terhadap magnitudenya maka diperoleh grafik sebagai berikut :

Pada grafik diatas ditemukan kecendrungan bahwa setelah gempa mengalami penurunan kekuatan magnitude maka akan terjadi sebuah lonjakan perubahan magnitude yang sangat signifikan sehingga menghasilkan gempa yang sangat besar.

D. Kontur 2D dan 3D dari magnitude dan depth
Pengerjaan pembuatan kontur 3D dibuat pada software surfer® 8, yang mana pengerjaanya membutuhkan data dari posisi gempa yaitu latitude, longitude dan series gempa pada hal ini menggunakan depth dan magnitude.

 Kontur magnitude terhadap posisi
Pada pengerjaanya terlebih dahulu data posisi dan magnitude diubah formatnya ke .grd terlebih dahulu dan dibuat kontur map dengan menggunakan parameter tersebut. Kontur ini dibuat untuk memudahkan melihat posisi gempa dengan kekuatanya (magnitude). Hasil dari kontur 2D adalah sebagai berikut :

Pada gambar diatas sumbu x adalah longitude, sumbu y adalah latitude dan series yang berada di tengah adalah magnitude yang ditandai dengan warna, warna terang menunjukkan magnitude yang paling kecil sedangkan warna gelap adalah kekuatan magnitude yang paling besar.
Dari kontur 2D tersebut pada software surfer dapat dibuat 3D display dengan menggunakan magnitude sebagai sumbu Z nya. Yang mana hasil dari 3D display adalah sebagai berikut:

Dari gambar tersebut dapat jelas dilihat bahwa gempa yang paling kuat dibuat menunjam kearah bawah dan diberi warna yang paling gelap.


Dari hasil sayatan kemudian data diolah maka diperoleh kenampakan sayatan dari samping adalah sebagai berikut :


Penunjaman pada beberapa bagian menandakan bahwa pada daerah tersebut terdapat jarak yang sangat jauh dalam lokasi yang berdekatan. Jadi dalam titik yang dekat terjadi berbagai macam variasi dari magnitude.
Dari display tersebut dapat diambil kersimpulan bahwa gempa yang terjadi di daerah selatan sulawesi merupakan gempa yang berpusat di beberapa bagian saja kemingkinan besar pada daerah tersebut terdapat pertemuan lempeng. Sehingga seringnya pergesekan antar lempeng mengakibatkan seringnya terjadi gmpa bumi pada daerah tersebut.

 Display Depth(kedalaman) terhadap posisi gempa.
Proses pengerjaan pembuatan konturnya sama dengan magnitude tetapi data yang dibutuhkan adalah data dari kedalaman gempa terhadap posisi gempa tersebut, pengerjaanya juga dibuat pada software surfer®R2008a. Kkontur ini dibuat untuk memudahkan melihat kedalaman gempa terhadap posisinya hasil pengolahan data dalam 2D adalah sebagai berikut:


Dari grafik diatas sumbu X adalah longitude, sumbu Y adalah latitude sedangkan sumbu z adalah kedalaman gempa (depth), dari grafik diatas dapat dibuat kenampakan 3D dari data tersebut yang hasilnya adalah:

Dari grafik di atas dapat diambil kesimpulan bahwa gempa dalam sering terjadi pada daerah bagian barat, hal ini ditandai dengan makin kuatnya warna dan kenampakan kedalaman yang paling kuat sedangkan gempa dangkal banyak terjadi pada pada daerah tengah.
Setelah dilakukan penyayatan maka diperoleh hasil penyayatan melalui kenampakan dari samping yaitu :























BAB III
KESIMPULAN

Setelah melakukan pengolahan data pada 3 software yaitu Microsoft® excel 2007, Matlab® 7.1 dan surfer®R2008a, yaitu gempa yang berada pada daerah 00LS - 200LS dan 1220BT- 1240BT . Dengan luas sekitar 625000 km2. Daerah ini meliputi bagian selatan sulawesi. Antara lain pulau flores, kupang, kendar dan sekitarnya. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Gempa yang banyak terjadi adalah gempa dengan kekuatan menengah yaitu gempa dengan kekuatan 4,10 – 5,00, sedangkan gempa dengan kekuatan besar sangat jarang terjadi pada daerah ini.
2. Daerah ini pada saat ani mempunyai bvalue 1,15. Hal ini bisa di jadikan indikator bahwa gempa gempa yang akan terjadi hanya berkekuatan sedang.
3. Menurut kedalaman (depth) dari gempa, gempa yang terjadi banyak gempa dangkal yaitu gempa yang mempunyai kedalaman antara 30 km – 60 km, jadi pada daerah sekitar swlatan sulawesi banyak terjadi gempa yang jaraknya dekat dari permukaan bumi.
4. Dari korelasi magnitude dan depth dapat disimpulkan bahwa gempa yang sering terjadi adalah gempa dangkal dengan intensitas kekuatan gempa adalah gempa kekuatan relatif sedang.
5. Dari time series graphic didapatkan bahwa intensitas kekuatan gempa dari tahun 1973 – 2009 relatif menurun, tetapi hal ini harus diwasapadai karene kekuatan gempa yang menurun relative akan menimbulkan gempa dengan kekuatan besar. Hal ini dapat dilihat dari grafik tersebut setiap ada penurunan kekuatan gempa biasanya terjadi satu gempa dengan kekuatan yang besar.
6. Dari fft gempa dapat dilihat bahwa gempa tersebut datangnya secara berperiode dan selalu berulang-ulang, sehingga sebuah gempa akan kembali lagi pada posisi yang sama pada suatu jangkauan waktu tertentu.
7. gempa yang terjadi di daerah slatan sulawesi merupakan gempa yang berpusat di beberapa bagian saja kemingkinan besar pada daerah tersebut terdapat pertemuan lempeng. Sehingga seringnya pergesekan antar lempeng mengakibatkan seringnya terjadi gempa bumi pada daerah tersebut.
8. Dari sayatan magnitude gempa dari arah miring seperti terlihat pada gambar, kecendrungan magnitude gempa melonjak secara drastic dalam waktu yang berdekatan.
9. Dari sayatan depth diperoleh kecendrungan bahwa gempa kedalamanya cendrung menurun.


Daftar Pustaka :
 Ivanova, M dkk. 1991. General geology. GAYA MEDIA PRATAMA. Jakarta.
 Peranginangin, Kasiman. 2006. Pengenalan MATLAB. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
 http//www.usgs.gov