Jumat, 20 Maret 2009

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki gunung api terbanyak. Lebih dari seratus gunung api terdapat di Indonesia. Indonesia diapit oleh beberapa lempangan, diantaranya adalah lempengan Australian Plate, Philipines Plate, dan Eurasian Plate yang masing-masing di lempengan tersebut terdapat beberapa jajaran gunung berapi aktif dan pusat-pusat gempa.

Karena Indonesia mempunyai lebih dari 100 gunung api yang masih aktif maka tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia sering terjadi, seperti gempa bumi yang disertai meletusnya gunung api. Antara gempa bumi dan gunung api ada korelasi atau keterkaitannya. Gunung api melepaskan stress atau tegangan yang menimbulkan retakan, pelepasan stress akan menyebabkan gesekan dan menimbulkan panas sehingga dapat mencairkan batuan disekitarnya hingga terbentuk magma. Kemudian terjadi tekanan-tekanan tinggi terhadap magma, hingga magma akan mencari jalan keluar melalui retakan-retakan yang bisa meletuskan gunung Krakatau. Magma memiliki viskositas atau resistensi untuk mengalir dimana dikontrol oleh kandungan silica, semakin asam magma maka semakin banyak mineral silikanya, jadi semakin kental atau semakin tinggi visksitasnya.

Salah satunya adalah Gunung Krakatau yang mempunyai ledakan terbesar di Indonesia. Krakatau terletak di pertengahan Selat Sunda. Pada tanggal 26-27 agustus 1883 krakatau meletuskan salah satu letusan terbesarnya. Kejadian tersebut mengakibatkan tsunami dan hujan abu hingga menewaskan lebih dari tiga puluh ribu orang.

Dalam komplek Krakatau ada 3 gunung diantaranya :

- Gunung Krakatau

- Gunung Sertung

- Gunung Panjang

Pada tahun 1927 gunung Krakatau kembali aktif dengan seringnya mengeluarkan awan panas, hingga kemudian terbentuklah gunung anak Krakatau. Kemudian tahun 1996 anak krakatau kembali aktif, diketahui dari pengamatan seismometer.

Sebelum gunung api meletus,termasuk anak Krakatau didapati data seismic dan dimodulasikan menjadi suara hingga 1000 Hz.dan kecepatan gas yang meletus lebih dari 340 m/s (kecepatan suara)kemudian dapatdisimpulkan bahwa itu adalah pangkal dari ledakan besar sebuah gunung api.

Dalam barisan gunung di Indonesia, jika makin ke utara maka umur gunung itu akan semakin tua.

Untuk geofisikawan Merapi sebagai laboratorium alam, karena kita bisa mendapatkan data seismik di tiap harinya, dan dapat diterangkan secara geofisika dalam struktur internal, proses dinamik dan sumber energi geothermal.

Fisikawan berpendapat bahwa gunung merapi sebagai system yang bisa dikendalikan oleh pergerakan fluidanya, termodinamikanya, dan sistem gerak viscoelastiknya.

Gunung Merapi pada awalnya hanya dapat diterangkan secara matematika linear. Tetapi jaman sekarang sedang dicoba dengan perhitungan nonlinear.

Gunung Api semakin menarik untuk diamati karena menyimpan berbagai misteri yang sampai sekarang masih belum dapat dipastikan kebenarannya bahkan untuk geofisikawan.

Walaupun pengetahuan semakin maju. Tetapi kenyataannya masih banyak pertanyaan pertanyaan yang belum dipastikan jawabannya seperti :

Apakah kita bisa memprediksi kapan terjadinya letusan gunung berapi?

Apakah kita juga bisa memprediksi seberapa besar kekuatan dari letusan gunung tersebut?

Apakah kita bisa mengetahui manfaat dari letusan gunung Merapi?

Apakah kita mengetahui semua sistem yang berjalan dalam gunung api?

Bila kita sudah dapat mempelajari obyek Gunung Merapi maka kita dapat mengetahui pentingnya Gunung Merapi dalam kehidupan.

Kita sebagai Geofisikawan dituntut harus mampu memprediksikan kegunaan dan kerugian dari letusan Gunung-gunung Berapi di Indonesia.

Hampir semua proses – proses yang terjadi di gunung berapi tidak bisa kita prediksikan secara akurat. Inilah tantangan bagi geofisikawan sejati untuk mengungkap semua misteri alam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar